BATAM (HK) – Warga Kota Batam keluhkan kenaikan harga Gas Elpiji nonsubsidi ukuran tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram, karena kenaikannya cukup signifikan dari harga sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, kenaikan tersebut dimulai sejak 27 Februari 2022 lalu.
Berdasarkan pantauan Haluan Kepri, harga Gas Elpiji nonsubsidi tersebut sampai di masyarakat bervariasi.
Hal itu disebabkan perbedaan harga yang diberikan oleh agen.
Kebanyakan gas itu beredar bukanlah langsung dari PT Pertamina Persero namun dari agen-agen yang ada di Batam.
“Untuk harga mungkin beda-beda mas, kalo Elpiji yang pink kita tergantung dari agen. setiap SPBU beda-beda dia. Antara pangkalan sini dengan yang lain beda biasanya. Karena setelah dari agen, kita kan ngambil-ngambil untung juga,” ujar Pengawas SPBU Tiban Tiga, Arif.
Dikatakannya, saat ini harga Gas Elpiji nonsubsidi untuk yang 5,5 kg kemarin kita jual Rp82 ribu, sekarang Rp102 ribu.
Baca juga: Pemegang Fuel Card BBM Biosolar Harus Daftar Ulang
“Kalau yang 12 kg kemarin kita jual Rp170 ribu, sekarang Rp211 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, Operator di SPBU Bengkong, Sri Wahyuni menyebutkan harga yang berbeda untuk Gas Elpiji 12 kg yaitu harga sebelumnya Rp165 ribu sekarang menjadi Rp205 ribu.
“Kalau yang kemarin gas 12 kg itu harganya Rp165 ribu, sekarang sudah Rp205 ribu,” ungkapnya.
Rama, salah seorang pelaku UMKM di Bengkong mengaku mengeluhkan kenaikan Gas Elpiji Nonsubsidi tersebut, sebab kondisi usahanya baru mau bangkit karena pandemi Covid-19.
Dia menilai, pemerintah dan khususnya Pertamina tidak mendukung masyarakat dalam pemulihan ekonomi.
“Dampak kenaikan isi ulang gas ini, maka dengan secara terpaksa kami turut menaikkan dagangan kami. Sebab, selain gas beberapa komoditi lainnya juga pada naik, sementara kondisi masyarakat belum stabil saat ini,” bebernya. (cw04)