Menu

Mode Gelap
Tingkatkan Keamanan Lingkungan, Rutan Tanjungpinang Pererat Koordinasi RT/RW Setempat Kapolres Lingga Raih Penghargaan Award International Kutai Mulawarman Ubah Hobi Jadi Sumber Penghasilan SDN 008 Batu Aji Berkembang Pesat, Akreditasi B Yayasan Radmila Hadirkan Harapan Baru untuk Anak-Anak Batam Penduduk Miskin di Kepri 124.96 Jiwa

BATAM

2022, Dishub Batam Terapkan Pakir Non Tunai

badge-check


					Walikota Medan, Bobby Nasution sosialisasi membayar parkir nontunai beberapa waktu lalu. Batam sendiri segera menerapkan kebijakan ini. ANTARA Perbesar

Walikota Medan, Bobby Nasution sosialisasi membayar parkir nontunai beberapa waktu lalu. Batam sendiri segera menerapkan kebijakan ini. ANTARA

BATAM (HK) – Dinas Perhubungan (Dishub) Batam bakal menerapkan pembayaran parkir non tunai tahun 2022. Terobosan ini dalam upaya menekan kebocoran potensi pakir.

“Untuk tahap awal kita akan ujicoba di 50 titik parkir di depan perbankan. Mulai Batamcentre hingga Nagoya. Selanjutnya secara bertahap akan diterapkan di 543 titik
parkir,” ungkap Alex, Kepala Unit Parkir Dishub Batam, Rabu (28/12/2021)

Pembayaran non tunai ini akan bekerjasama dengan Bank Riau Kepri. Metodanya lewat kartu aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Masyararakat bisa memanfaatkan Brizzi, TapCash, e-Money Mandiri dan uang elektronik lainnya.

“Kita lagi mempersiapkan sistem, aturan, dasar hukumnya. Kita baru uji coba tahun
depan. Juru parkir (jukir) nantinya diberi kalung dengan QR code. Ketika masyarakat
hendak membayar parkir semisal tidak punya uang receh, bisa pakai aplikasi e-money
tersebut,” terang Alex.

Dikatakan, sistem non tunai ini hanya menjadi salah satu alternatif. Masyarakat yang
belum familiar dengan transaksi digital tetap bisa membayar parkir secara cash. Dari
data Dishub Batam, titik parkir seluruh Batam berjumlah 543 titik. Dan semuanya masih menggunakan karcis parkir.

“Ada 543 titik parkir yang kita kelola, itu sekitar 180 parkir mandiri. Untuk awal tahun nanti akan ada penambahan titik parkir karena ekonomi sudah mulai membaik,” tegasnya

Tarif parkir untuk tahun depan tetap sama. Tarif parkir kendaraan roda dua adalah Rp1.000, mobil Rp2.000, dan bus Rp3.000. Dengan kemudahan layanan melalui sistem cashless, diharapkan bisa semakin mendongkrak capaian pendapatan daerah.

Alex mengatakan, upaya non tunai ini menghindari kebocoran retribusi parkir. Apalagi target retribusi ini sangat besar. Namun sekarang pun, lanjut Alex, pihaknya menggunakan sistem blok karcis.

”Misal, satu hari juru parkir terima satu blok yang berisi 100 karcis dan itu harus habis. Dan tidak bisa kembali karcisnya ke kami,” ujarnya.

Alex mengatakan, dari 50 titik parkir non tunai yang akan dilakukan baru sekitaran parkiran perkantoran. Terutama bank. “Pertimbangan uji coba di parkir di bank-bank, karena yang parkir di situ pasti punya mobile banking,” tuturnya.

Untuk tahap awal ini, tambah Alex, Dishub telah menyurati kepada Bank Indonesia, agar nasabah bank dihimbau untuk menggunakan aplikasi QRIS non tunai.

“Selain itu pihaknya juga nanti akan menempel barcode di gedung bank. Dan langsung masuk dinotifikasi handphone jukir,” jelasnya.

Pelaksanaan ini, Alex melanjutkan masih menunggu MoU Walikota Batam dengan Bank Riau Kepri. “Baru setelah itu disiapkan perangkatnya untuk dijalankan,” ucapnya.

Sebenarnya Dishub sudah melakukan uji coba non tunai tahun 2019, akan tetapi Walikota tidak setuju karena dulu itu memakai T-cash telkomsel, cuma ada kendala dibiaya transfer Rp6.500.

“Orang bayar parkir Rp1000 rupiah, biaya transfer Rp6.500 masa biaya transfer lebih
besar dari bayar parkir. Selain itu memang waktunya juga lama bisa sampai 20 detik
lebih. Kalau QRIS tinggal scan aja, paling lama 5 detik langsung masuk notifikasi.”
ujarnya

“T-cash ini kan kami pikir orang yang pakai telkomselkan rata-rata di Batam ini banyak. Cuma kan dulu pemilihan opsi untuk hal ini kan sedikit juga, QRIS juga belum ada,” tambahnya

Untuk penerapan parkir non tunai nantinya nanti Dishub akan melakukan edukasi ke jukir lama atau merekrut jukir baru dan diseleksi yang benar-benar mau belajar.

“Karena melawan yang bocor-bocor ini kita harus memakai sistem. Ini juga untuk mengurangi bocor di lapangan.”tegasnya

Namun menurut Alex, yang menjadi faktor kendala terbesar dalam penerapan non tunai tersebut adalah karena masyarakat ini kebanyakan belum siap dengan non tunai. Kecuali anak-anak muda dan di kota-kota maju seperti Jakarta, Surabaya, yang sudah biasa non-tunai.

“Yang penting kita pemerintah kewajibannya sudah menyiapkan sarana atau sistem tapi balik lagi masyarakat mau pakai tidak. Tapi biasanya yang milenial ini sudah tau, sudah paham dengan sistem pembayaran seperti itu,” katanya

“Makanya kita uji coba dulu, di depan bank. Pertimbangannya pertama orang ke bank kurang lebih punya mobile banking, tidak mungkin langsung di pasar. Karena kita mau tau juga animo masyarakat itu seperti apa,” ucap dia mengakhiri. (qodri)

 

 

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Ubah Hobi Jadi Sumber Penghasilan

16 Januari 2025 - 12:54 WIB

SDN 008 Batu Aji Berkembang Pesat, Akreditasi B

16 Januari 2025 - 12:48 WIB

Yayasan Radmila Hadirkan Harapan Baru untuk Anak-Anak Batam

16 Januari 2025 - 12:37 WIB

SMPN 65 Batam Berkembang Signifikan, Punya Beragam Ekstrakurikuler

14 Januari 2025 - 23:33 WIB

135 Mahasiswa IAI Hidayatullah Batam PKL di Berbagai Lembaga

14 Januari 2025 - 23:27 WIB

Trending di BATAM