Menu

Mode Gelap
BRI Siap Dukung Peningkatan Fasiltas Rutan Tanjungpinang Katalog Elektronik Versi 6.0 untuk Efisiensi Proses Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Diluncurkan Pemkab Natuna Matangkan Persiapan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Baru SDS Yos Sudarso III Perjalanan Panjang Menuju Pendidikan Berkualitas di Tanjung Uncang MTs Negeri 3 Batam Resmi Dinegerikan Polres Bintan Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektar, Dukung Swasembada Pangan 2025

Uncategorized

PMI Pengaruhi Status Level Batam

badge-check


					Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmajadi Perbesar

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmajadi

BATAM (HK) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmajadi mengatakan, jumlah PMI (Pekerja Migan Indonesia) yang terkonfirmasi positif COVID-19 mempengaruhi status Batam menjadi level 2. Data kasus COVID-19 PMI yang tinggi dimasukkan dalam data kasus Batam.

“Penyebab level 2 ini karena jumlah kasus PMI itu masuk ke data Kota Batam. Sehingga pusat menetapkan Batam jadi level 2. Padahal sudah diklarifikasi ke pusat bahwa itu data PMI bukan data lokal, tapi kita juga tidak tau itu kesalahannya dimana,” ujar Didi, Kamis (6/1).

Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 2 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3, 2 dan 1 Batam ditetapkan sebagai level 2. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 berlangsung hingga 17 Januari mendatang.

Menurutnya, PMI yang menjalani karantina di rusunawa Badan Pengusahaan (BP) dan Pemko Batam belum banyak berkurang. Bahkan terakhir ada PMI yang terkonfirmasi positif lima orang. Mereka sudah di evakuasi ke Rumah Sakit khusus infeksi (RSKI) Galang.

Selain PMI sampai hari ini jumlah penambahan kasus cukup banyak yaitu 4 kasus positif. Keempat pasien terbaru tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel sepanjang 24 jam terakhir. Adapun 4 warga yang terkonfirmasi yaitu 1 warga Bengkong, 1 warga Sekupang dan 2 warga Nongsa.

Sehingga menjadikan kasus aktif di Batam naik menjadi 8 orang. Tujuh pasien menjalani isolasi mandiri di rumah dan satunya lagi dirawat dirumah sakit rujukan covid 19 di Batam.

Naiknya kasus aktif ini menjadi perhatian serius semua pihak. Setiap hari jumlah kasus menjadi pembahasan. Jika banyak, tentu upaya pencegahan dalam memutus mata rantai akan lebih ditingkatkan kembali.

“Upaya tracing, testing, dan treatment dinaikkan lagi, agar cepat menghentikan penyebaran,” ungkapnya.

Maka dari itu katanya, pihaknya tidak hentinya mengingatkan dan mengimbau kembali masyarakat agar tetap mengikuti anjuran pemerintah dengan menjaga jarak pakai masker, cuci tangan dengan sabun.

“Tetap di rumah saja dan jika terpaksa harus keluar rumah pakai masker serta selalu menjaga kesehatan, makan makanana seibang dan berolahraga” ujarnya.

Batam Aman Omicron
Dalam kesempatan itu, Didi juga memastikan Batam aman dari omicron. Sebab hingga Kamis (5/1) belum ditemukan warga yang positif Covid-19 varian omicron.

Memang ada beberapa sampel dikirim ke Litbangkes dan masih menunggu hasilnya. Mudah-mudahan tidak ditemui kasus omicron,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, dr Didi Kusmajadi.

Pihaknya cukup mengkhawatirkan omicron masuk ke Batam. Sebab kasus ini sudah terjadi di Jakarta.

“Di Jakarta sudah ada penyebaran. Itu yang sulit mencegah dari sananya itu. Artinya ya dari PCR disananya harus diperketat sebelum dia terbang kemari. Untuk PMI kan emang tidak ada masalah ya karena begitu datang masuk kita isolasi sekian hari itu tidak masalah. Tapi yang jadi masalah sekarang kalau dia adalah masyarakat lokal,” katanya.

Didi mengatakan kebijakan terbaru dari kementrian dari seluruh sample PMI yang positif itu dikirim ke Litbangkes. Dulu hanya CT value di bawah 30 saja yang dikirim ke Jakarta.

Pemeriksaan sampel PMI dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP). Namun pemeriksaan sampel menurut Didi harus meliputi beberapa tahapan, seperti sample harus dikirim dulu ke Litbang kesehatan di Jakarta untuk dilakukan pemeriksaaan dengan sistem whole genome sequencing (WGS).

“Harus pakai WGS untuk melihat jenis virusnya kan. Tapi untuk kebijakan dari kementerian seluruh sample yang positif yang dari PMI itu dikirim ke Jakarta. Cuman feadbacknya sampai hari ini kira-kira aku tak begitu tau data sudah berapa ribu yang telah dikirim,” katanya

Namun jelang Nataru terangnya, dari BTKLPP sudah 1.200 sample lebih yang dikirim ke Jakarta. “Data terakhirnya aku belum tanya, cuman yang sudah ada feedback kembali kekita itu cuman 700 yang sudah ketahuan sementara yang 500 orang itu belum ada feedbacknya,” paparnya.

Menurutnya ini dikarenakan di Jakarta terjadi penumpukan sampel. Sebab di seluruh daerah sampel harus dikirim dulu ke Jakarta.

Kemudian Didi mengabarkan nanti dari kementrian itu Batam akan ditaruh alat WGS tersebut. Aar tidak menunggu dari pusat dan bisa lebih cepat mengetahui yang kasus positif virus varian apa.

“Kalau omicron ini kan gejalanya ringan. Cuman pemerintah menerapkan penanganan omicron ini lewat pendekatan bahwa tidak bergejala dan bergejala ringan tetap diisiolasi di rumah sakit. Yang jadi masalah kan kita tidak tau nih jenisnya apa. Kita gak tau itu omicron atau tidak,” ujarnya

Dia berharap, alat WGS itu ada di Kepri. Supaya itu kasus omicron cepat dideteksi. “Kalau tidak ya begitu tadi harus menunggu dari Jakarta. Tapi untuk sekarang ini baru wacana sih,” tutupnya. (cw01)

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Nilai MCP Provinsi Kepri 2021 Capai 80.71 Persen, diatas Rata-rata Nasional

21 April 2022 - 20:21 WIB

Pemerintah Komitmen Tuntaskan Sertipikat Untuk Rakyat

7 April 2022 - 21:56 WIB

Azis Syamsuddin Dijatuhi Hukuman 3,5 Tahun Penjara

18 Februari 2022 - 09:00 WIB

Kecamatan Gunung Kijang Ajukan 123 Usulan di Musrenbang

9 Februari 2022 - 05:15 WIB

Bupati Lingga Sebut Pengembangan Agrowisata di Desa Resun

2 Februari 2022 - 07:00 WIB

Trending di Uncategorized