Untuk itu, Jokowi mengajak seluruh daerah khususnya Provinsi Kepri guna mulai mengekspor bahan setengah jadi bukan bahan baku agar mendapatkan nilai lebih dari bahan tersebut.
“Mulailah mengolah bahan baku, agar lebih mendapatkan nilai tambah terhadap bahan baku itu,” jelas Jokowi.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa PT BAI merupakan salah satu contoh dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang cepat berkembang di Kepri, sehingga banyak membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat.
“Mulai 8 Desember 2018, PT BAI telah mampu menciptakan lowongan kerja sebesar 7.000 tenaga kerja. Pada 2021, sebanyak 500.000 ton Alumina yang berhasil diekspor, sehingga di tahun 2022 sebanyak dua juta ton Alumina atau Smelter yang diekspor dengan nilai investasi awal Rp15,7 T dan menghasilkan 36,25 triliun,” jelas Airlangga Hartarto.
Baca juga: Ribuan Personil TNI-Polri Amankan Kuker Jokowi
Ke depannya, Airlangga Hartarto memastikan bahwa nantinya ekspor ini akan menjadi penunjang ekonomi yang ada di Kepri.
Sementara itu, Gubernur Ansar mengatakan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama-sama dengan Pemerintah Pusat terus berupaya menggali potensi yang dapat dijadikan pendapatan bagi daerah serta devisa bagi negara, dari sektor pertambangan dan perindustrian.
Posisi strategis Kepri untuk menjadi daya tarik serta modal utama yang layak untuk dikelola dan dikembangkan.
Baik itu oleh pemerintah maupun swasta.
“KEK juga dapat menjadi magnet dan daya tarik investasi karena didukung dengan penyediaan infrastruktur serta pemberian fasilitas dan insentif untuk kemudahan berinvestasi,” ujar Gubernur Ansar.
Gubernur Ansar berharap dengan kehadiran Presiden Jokowi, maka PT BAI terus menjalankan proyek-proyeknya sesuai dengan hal yang sudah direncanakan sebelumnya.