Menu

Mode Gelap
Rakor Bersama Kementerian ATR/BPN Labor Pantun dan Khasanah Melayu STAIN Kepri Kolaborasi dengan LAM Tanjungpinang Kejati Kepri Hentikan Penuntutan Perkara Curanmor di Batam BRI Siap Dukung Peningkatan Fasiltas Rutan Tanjungpinang Katalog Elektronik Versi 6.0 untuk Efisiensi Proses Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Diluncurkan Pemkab Natuna Matangkan Persiapan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Baru

PENDIDIKAN

Kurikulum Kewirausahaan Diperkenalkan Sejak SD

badge-check


					Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri Anas. Perbesar

Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri Anas.

JAKARTA (HK) – Pendidikan di Indonesia kini tak terlepas dari unsur kewirausahaan dan sebagai salah satu skill yang tengah dikembangkan mengikuti arus perkembangan zaman. Tak hanya lini pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Universitas, bahkan kurikulum kewirausahaan dirasa perlu diperkenalkan sejak dini kepada peserta didik, mulai dari TK dan Sekolah Dasar (SD).

PLT Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Zulfikri Anas mengatakan, jika kembali kepada pandangan Ki Hajar Dewantara, sejatinya pendidikan adalah, cara untuk memerdekakan manusia dari segala bentuk kebodohan.

“Setiap anak yang lahir diciptakan tuhan pun tumbuh berkembang dengan bakat keistimewaan dan keunikan masing-masing,” kata Zulfikri Anas, saat acara Adonta Edutalks bertema Integrasi kemampuan Wirausaha dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia, Senin (28/3).

Dunia pendidikan, ujarnya, dalam hal ini harus menemukan potensi anak agar bisa menjadi bekal kehidupannya masa mendatang. “Kurikulum yang kita kembangkan ditunjukkan agar memberikan ruang anak menemukan potensi dirinya,” ujarnya.

Menurutnya kurikulum merdeka memberikan anak sarana mengenali jati dirinya sejak dini. Menyediakan ruang, anak-anak didorong untuk membuat project yang terintegrasi. Namun tak hanya menyoal nilai tapi lebih menonjolkan ke pendidikan karakter seperti kepedulian terhadap lingkungan, untuk menghasilkan dan berkarya sesuai potensi tiap anak.

“Mindset kurikulum harus diubah, bukan hanya dokumen (buku teks-Red). Tapi yang harus menghidupkan kurikulum, gurunya, di alam pikiran dan hati nurani guru-guru yang membawanya. Di tangan guru-guru kreatif ini tentu akan membawa kurikulum yang sesuai bagi anak,” ucapnya.

Terkait dengan sistem kurikulum merdeka, jelasnya, anak juga harus diposisikan jadi produsen atau diberi materi pengenalan kewirausahaan, sehingga bisa mencetak generasi yang berkarya berwirausaha.

Adapun muatan kewirausahaan juga harus disesuaikan dengan potensi lokal, paparnya, dan setiap daerah seperti daerah di Kepulauan Seribu tentu memiliki potensi dan fasilitas pendidikan yang berbeda dengan Banten, sehingga pendidikan memang membutuhkan kurikulum yang dinamis.

Sementara itu Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Purwosusilo menambahkan, dukungan atas pendidikan kewirausahaan mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang ikut melaksanakan kurikulum dari pemerintah pusat.

“Kami di DKI Jakarta, jenjang vokasi (kejuruan), kewirausahaan tidak hanya mampu dalam membaca peluang, mengambil risiko, menghadapi peluang tapi langsung praktek. Bahkan kami juga membentuk student company, implementasi belajar kewirausahaan di sekolah dalam praktek nyata mulai dari perencanaan, proses, sampai keuangannya,” ucapnya.

Terkait penyesuaian kurikulum, Dinas Pendidikan DKI Jakarta pun, menurutnya terus mengajak komponen sekolah untuk menyikapi secara positif adanya perubahan kurikulum dan menyesuaikan dengan kebutuhan. “Bahkan dalam dunia pendidikan, perubahan juga tergantung peran guru yang sangat dominan,” jelasnya.

Dari civitas akademik, Wakil Kepala Program Bisnis Perhotelan Podomoro University, Rizki Amelia mengungkapkan perkembangan program studi berbasis wirausaha di Universitas Podomoro sudah dilakukan sejak 2014 yakni adanya jurusan program bisnis.

“Kurikulum program bisnis kami, semester pertama sudah belajar operational skills, hingga tahun keempat belajar mengenai management skills, menggembleng agar mahasiswa bisa berwirausaha,” ucapnya.

“Pengajar kami bukan dosen-dosen sembarangan. Kami melalui recruitment yang ketat, kita ingin memberi paradigma baru dalam berwirausaha,” ucapnya.

Dalam program hotel bisnis program, Podomoro University bahkan memiliki program magang di dalam dan luar negeri. Sudah ada sekitar 20 mahasiswa berangkat untuk melakukan internship di luar negeri salah satunya hingga ke Belgia.

Adonta Edutalks adalah, program diskusi kolaboratif yang membahas isu pendidikan terkini. Dengan diadakannya Adonta Edutalks itu, diharapkan akan muncul ide-ide inovatif, saran-saran konstruktif dan solusi-solusi terukur untuk berbagai persoalan pendidikan di Indonesia.

Sumber : Republika.co.id

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Labor Pantun dan Khasanah Melayu STAIN Kepri Kolaborasi dengan LAM Tanjungpinang

22 Januari 2025 - 12:56 WIB

STAIN Sultan Abdurrahman Kepri bekerja sama dengan Bidang Kepemudaan LAM Tanjungpinang mengadakan FGD bertajuk “Penyusunan Proposal Skripsi" mendukung kebutuhan akademik anggotanya

SDS Yos Sudarso III Perjalanan Panjang Menuju Pendidikan Berkualitas di Tanjung Uncang

21 Januari 2025 - 17:43 WIB

MTs Negeri 3 Batam Resmi Dinegerikan

21 Januari 2025 - 17:39 WIB

SDN 008 Batu Aji Berkembang Pesat, Akreditasi B

16 Januari 2025 - 12:48 WIB

Yayasan Radmila Hadirkan Harapan Baru untuk Anak-Anak Batam

16 Januari 2025 - 12:37 WIB

Trending di BATAM