JAKARTA (HK) – Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte menilai, kesuksesan Joko Widodo (Jokowi) dari seorang kepala daerah dan kemudian menjadi Presiden RI, mengubah peta sumber kepemimpinan nasional. Sehingga, hal inilah membuat banyak kepala daerah kini dilirik sebagai calon presiden (capres) 2024, mendatang.
“Biasanya di posisi ranking satu, dari dua (hasil survei), ada dua nama yang muncul. Yakni Ganjar dan Anies. Ini artinya apa, bahwa tradisi tersebut yang telah dibentuk oleh Pak Jokowi sebagai kepala daerah yang bisa terpilih menjadi presiden. Sehingga sangat mungkin dilanjutkan,” ujar Philips dalam diskusi yang digelar Populi Center, Senin (20/12).
Menurutnya, kepala daerah memang memiliki modal paling bagus untuk menjadi pemimpin nasional. Sebab, mereka sudah berdampingan langsung dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.
“Contohnya dalam penanganan pandemi, banjir, perubahan iklim, bencana, dan public service, pendidikan, kesehatan, yang sehari-harinya dihadapi langsung oleh kepala daerah di Indonesia. Sehingga mereka memiliki modal,” ujar Philips.
Diterangkannya, salah satu sumber kepemimpinan nasional yang dimulai Pak Jokowi dari tahun 2014, mungkin akan dilanjutkan oleh para kepala daerah yang menjabat hari ini. Sehingga sangat terbuka lebar kepemimpinan presiden akan bisa di jabat kembali oleh kepala daerah.
Untuk sumber kepemimpinan nasional yang kedua, imbuhnya, dari partai politik. Sebab, partai politik menjadi sumber tradisional di dalam memunculkan pemimpin karena untuk mengajukan seorang calon presiden, tentu dibutuhkan sistim presidential threshold 20 persen.
Sedangkan untuk sumber ketiga, paparnya, yang dinilai menarik disimak untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni dari orang-orang yang berlatar belakang pengusaha atau swasta. Salah satu contohnya adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Sandiaga Uno.
“Saya melihat, Erick Thohir dan Sandiaga Uno, mewakili tradisi sisi lainnya dari Pak Jokowi, sebagai pengusaha, melahirkan calon-calon pemimpin nasional,” ujar Philips.
Ia menjelaskan, sumber kepemimpinan nasional paling sering hadir dari kepala daerah dan pimpinan partai politik. Namun ada sektor yang sering dilupakan, yakni pengusaha atau swasta yang kerap ikut mewarnai kontestasi pemimpin nasional.
“Karena orang-orang yang punya potensi kepemimpinan dengan kooptasi dan visi mengenai ekonomi peran swasta dan lain-lain itu juga menjadi sumber kepemimpinan nasional,” ujar Philips. (rol).