BATAM (HK) – Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan 239 event atau kegiatan pariwisata untuk tahun 2022 ini, yakni guna untuk menarik minat wisatawan untuk datang.
Deretan event pariwisata tersebut akan segera diluncurkan di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam waktu dekat ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, mengatakan, event yang disiapkan itu hampir sama juga seperti event yang diadakan pada tahun sebelumnya, namun akan ditambah dengan beberapa event baru yang dibuat oleh beberapa penyelenggara, seperti event organizer (EO), komunitas, asosiasi, dan sebagainya.
Pemprov Kepulauan Riau secara khusus tidak ada menggelar kegiatan pariwisata tersendiri. “Mudah-mudahan dengan adanya event ini kawan-kawan dari EO, komunitas, juga asosiasi untuk yakin terutama untuk yang tidak pernah selama ini membuat event disebabkan Covid-19, mereka membuat event sendiri saking semangatnya dan ingin sektor pariwisata bangkit kembali,” ucap Buralimar, Kamis (20/1).
Disampaikan Buralimar, dia optimis untuk target event tahun ini terselenggara dengan baik, namun dengan catatan penyebaran Covid-19 tetap terkendali dan pintu laut dari Singapura ke Indonesia atau sebaliknya segera dibuka oleh pemerintah pusat.
“Ya, bisa dilaksanakan karena sudah lama kita tidak melaksanakan event, hanya saja mungkin tetap dalam koridor prokes, kalau biasanya event itu kita hadirkan 500 orang ya mungkin cukup 200 orang saja penonton, selebihnya kita harapkan juga ada virtual,” katanya.
Dia menyampaikan kegiatan tersebut tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepri. Ada beberapa kegiatan besar seperti di Kota Batam itu Kenduri Seni Melayu, sedangkan yang bertaraf internasional yang akan digelar, khususnya di Kabupaten Bintan, seperti Tour de Bintan, Bintan Triathlon, Ironman, hingga Metaman.
Di perayaan imlek nanti menurutnya akan banyak juga dilakukan event-event tetapi tidak menampik kemungkinan kalau akan dilakukan pembatasan diakibatkan Covid-19.
“Di imlek kita harapkan nanti dari satgas Covid-19 lah, yang penting event imlek banyak dilaksanakan oleh kawan-kawan terutama dari organisasi sosial marga Tionghoa, dari beberapa EO, dan beberapa asosiasi dalam rangka imlek ini cuma kita sesuaikan dengan surat edaran menteri nantinya, syarat-syarat dalam mengadakan event dan lain-lain, seperti pembatasan 50 persen dari jumlah biasanya, protokol kesehatan, kemudian sudah vaksin dua kali,” jelasnya.
Dia berharap, sektor kesehatan dengan sektor ekonomi harus diselaraskan, dalam hal ini, khususnya pariwisata, ini disebabkan wilayah Kepri menjadi nomor dua terbesar se-Indonesia untuk kedatangan wisatawan mancanegara.
“Jadi kita harapkan, sektor pariwisata bergerak bersama-sama dengan sektor kesehatan untuk membangkitkan pertama pertumbuhan ekonomi, kedua pemberdayaan masyarakat. Dua hal itu yang kita kejar,” tutupnya. (cw01)