JAKARTA (HK) – Aaron Evans, bek asing PSS Sleman mendapat penambahan hukuman larangan dalam empat pertandingan, dari Komite Disiplin PSSI bernomor 056/L1/SK/KD-PSSl/II/2022 Sabtu (12/2/2022).
Aaron Evans dianggap telah melontarkan kalimat bernada kasar pada wasit.
![](https://harianhaluankepri.com/wp-content/uploads/2024/12/Pamflet-PMB-STIE-2025-scaled.jpg)
![](https://demo.pojoksoft.com/kibaran/wp-content/uploads/2024/01/design4223.jpg)
Manajer PSS Bambang Mariano, lantas berupaya mengajukan banding atas penambahan hukuman larangan pertandingan ini.
Aaron mendapat kartu merah dan diusir ke luar lapangan saat laga kontra Barito Putra pada pekan ke-23 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Kompyang Sujana Denpasar, Bali, Ahad (6/2/2022) lalu.
Padahal, bek PSS ini hanya mencoba berkomunikasi dengan hakim garis perihal pergerakan penyerang Barito Putera, Rafael Silva yang dirasanya offside.
Aaron memprotes tindakan hakim garis atau asisten wasit yang tak mengangkat bendera, tetapi asisten wasit justru melaporkannya ke wasit utama, Faulur Rosy.
Kartu merah yang diterima bek bernomor punggung 2 ini, menyebabkannya akan absen di sisa pertandingan di seri 4 Liga 1.
Hukuman larangan untuk bertanding selama 4 pertandingan ini berlaku sejak kartu merah diterima Aaron.
“Kami menyayangkan hukuman yang diterima Aaron. Empat pertandingan tentu hukuman yang berat untuknya dan untuk kami di tengah kondisi seperti ini. Banding akan langsung kami ajukan pagi ini,” kata Bambang.
Pihak manajemen skuad Super Elang Jawa, yang diwakili Bambang, atau kerap disapa Abe, masih mempertanyakan terkait bukti yang dimiliki Komdis ini.
Kabarnya, surat itu berisikan bukti yang cukup kuat menambah masa hukuman yang harus dijalani Aaron.
“Kami juga mempertanyakan bukti yang kuat menurut mereka itu apa. Karena dari rekaman yang kami punya dan yang ada di Vidio pun tidak terdengar sama sekali bahwa Aaron mengucapkan kata-kata tersebut,” ujarnya.
Abe berharap, upaya banding yang diajukan ini bisa menyelamatkan Aaron dan mengurangi masa hukuman agar segera berlaga membela PSS.
Abe merasa jika ada sedikit kesalahpahaman dalam kasus yang menjerat bek PSS Sleman ini.
Melihat dari posisi saat pertandingan, Aaron berada lebih dekat ke arah wasit utama.
“Kami cukup mempertanyakan keputusan ini karena sebenarnya jarak wasit utama lebih dekat ke Aaron dibandingkan asisten wasit 1. Seharusnya jika Aaron mengucapkan kata-kata tersebut, yang mendengar lebih dulu adalah wasit utama, bukan asisten wasit 1,” jelas Abe.
Dia menegaskan, pemain PS Barito Putera seharusnya juga memberitahukan wasit terkait Aaron yang diduga mengucapkan kata-kata kasar tersebut.
Sebab, hal ini akan menguntungkan tim lawan PSS, tetapi ia tidak melakukannya.
Abe berujar, besar harapannya jika Aaron segera dinyatakan tidak bersalah dan bisa kembali bermain untuk PSS.
Pernyataan senada, juga disampaikan oleh Direktur utama PT PSS Andy Wardhana.
Keputusan sepihak Komdis PSSI ia menurutnya sangat tidak wajar serta berlebihan.
“Kalau kita lihat prosesnya pada saat di lapangan, saya yakin Aaron tidak mengucapkan kata-kata kasar itu dan sikap Aaron pun sangat kooperatif dan tidak ada protes atau emosi yang berlebihan,” ujarnya.
Sumber: detik.com