BINTAN (HK) – Sejumlah anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Bintan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kampung Usaha Kerupuk masyarakat di Jalan Korindo Desa Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur, Senin (7/3).
Kunker yang dipimpin Ketua Komisi III, Bani Suparti ini, bertujuan untuk melihat lebih dekat perkembangan usaha kerupuk masyarakat, sekaligus mengevaluasi atas kegiatan yang telah dilakukan dari tahun lalu.
di Kampung Kerupuk, terdapat 20 bangunan tahun lalu yang terbagi menjadi lima bangunan, tempat tinggal pengiat usaha, dan juga tempat memproduksi kerupuk sentra itu, telah menghabiskan dana sekitar Rp.4.6 miliar yang telah berjalan 1 tahun dan pemerintah akan terus menyokong usaha itu, dengan revitalisasi jilid 2 yang direncanakan pembangunan lebih dari 23 bangunan baru, dan ditambah dengan pembangunan rumah produksi atau lay out.
Dari hasil revitalisasi ini pemerintah telah mengambil tempat di masyarakat ditengah sulitnya ekonomi dimasa pandemi bisa menaikan produksi dan kualitas bs lebih baik,karna dapur produksi juga sudah sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah Provinsi Kepri.
“Kegian ini adalah bagian hasil evaluasi kami dari tahun lalu, dari hasil revitalisasi ini pemerintah telah mengambil tempat di masyarakat ditengah sulitnya ekonomi dimasa pandemi bisa menaikan produksi dan kualitas bs lebih baik. Sebab dapur produksi juga sudah sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah Provinsi,” kata Dian, salah seorang pencetus usaha kerupuk di Desa ini menjelaskan.
Dian menambahkan ada beberapa masalah yang timbul sekarang yaitu bercampurnya rumah produksi dengan kegiatan dapur rumah tangga di tempat tinggal pembuat kerupuk menjadi sangat sempit.
Hasil dari input data dinas perdangan oleh kemenkue kenaikan persantase omset produksi menjadi 34 persen, dapat dengan mudah menyerap pekerja dari 70 hingga 100 orang pekerja.
Dengan adanya penambahan dana dari DAK ditahun 2022 maka akan dibangun kembali puluhan rumah serta membangun gafura selamat datang didepan pintu masuk desa, juga prasana jalan, dan yang paling penting adalah mengatasi drainase selokan yang setiap harinya dilalui oleh sampah ikan.
“Sering terjadinya kemampetan sampah, hali ini akan diperparah jika di musim kemarau,sampah pasti tergenang dan berbau busuk,” tambahnya
Pernyataan yang sama juga di lontarkan Ketua Komisi III, Bani Suparti yang menyebut pihaknya sebagai mitra dari KUPP mengupayakan kerupuk ini akan menjadi oleh – oleh khas dan icon yang sangat membanggakan dari Bintan.
“Keikut sertaan masyarakat setempat dalam produksi sebagai tolak ukur kami untuk mengoptimalkan dan terus mensuport kegiatan pekerja dari yg memproduksi sampai yang membantu mencabuti duri ikan,”ungkap Bani
Disamping itu, lanjut Bani, target utama pihaknya akan menjadikan kampung ini sebagai destinasi wisata edukasi, sehingga besar harapan masyarakat untuk memasukan produk kerupuk ini ke pusat pusat pembelanjaan seperti di Mall, Supermarket, Alfamart, Indomaret dan tempat lainnya.
“Berkaitan dengan limbah keprupuk dari ikan tamban ini, nantinya akan di alihfungsikan sebagai ternak, dikarenakan limbah dan faktor produksi yang terus bertambah dari hasil olahan ikan perminggunya bisa 50 kilogram lebih dikalikan dengan 5 kelompok yang terdiri dari 20 orang anggota dengan harga jual kerupuk Rp 50 ribu/kilo”tutupnya (cw06)