Menu

Mode Gelap
LAM Kepri Keluarkan Maklumat Terkait Kekerasan di Rempang Tantangan SDN 009 Batu Aji di Balik Semangat Mencerdaskan Generasi Muda Proyek Pengadaan Sarana Bangunan Gedung Radioterapi RSUD RAT Senilai Rp3,59 M Diduga di Mark Up UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta Pemkab Bintan Dinilai Sukses Dukung Optimalisasi Pengelolaan ZIS Kemenangan Kontra Filipina Jadi Penentu, Indonesia Bertekad Lolos di AFF

BERITA TERKINI

Imbas dari Reformasi Yudisial, Para Startup Tinggalkan Israel

badge-check


					Imbas dari Reformasi Yudisial, Para Startup Tinggalkan Israel Perbesar

JAKARTA (HK) – Perusahaan rintisan (startup) berbondong-bondong hengkang dari Israel menyusul ketegangan politik imbas reformasi yudisial.

Kekacauan di Israel sudah terjadi sejak awal tahun dengan puluhan ribu orang turun ke jalan untuk berdemo hampir setiap pekan memprotes reformasi yudisial yang dianggap akan melemahkan peradilan dan menggerogoti independensi Mahkamah Agung.

Di antara pengunjuk rasa, ada salah satu Pendiri dan CEO Tipalti Chen Amit yang nilai perusahaannya bernilai US$8,3 miliar.

Tipalti adalah perusahaan akuntansi dan pembayaran global yang berbasis di Israel tetapi berkantor pusat di Foster City, California.

“Kami menangis untuk demokrasi dan kami berjuang untuk demokrasi,” kata Amit.

Amit adalah salah satu pengusaha startup yang pilih mengalihkan uang atau investasinya ke luar negeri karena khawatir dengan ketidakpastian, gangguan serta resiko dari perombakan yudisial di Israel.

Menurut Amit, semua dana perusahaan sudah disimpan di luar negeri, kecuali cadangan gaji tiga bulan karyawan seperti yang dipersyaratkan perbankan.

“Karena risiko kelangsungan bisnis yang ditimbulkan oleh perombakan tersebut, perusahaan memperoleh visa L1 yang memungkinkan pemberi kerja AS untuk memindahkan staf dari kantor luar negerinya ke kantor Amerika,” ujarnya.

Selain itu, Amit berharap 15 persen dari karyawannya di Israel bisa segera pindah ke luar negeri dalam 18 bulan ke depan. Ternyata, Amit tidak sendiri, banyak perusahaan yang terlebih dahulu melakukan pemindahan.

Jajak pendapat baru-baru ini dari Start-up Nation Central (SNC) menemukan hampir 70 persen lebih dari 500 startup yang disurvei memutuskan untuk memindahkan uang, pekerja, dan bahkan kantor pusat mereka ke luar Israel.

Bahkan ada yang merumahkan karyawan sebagai dampak dari perombakan undang-undang yang ada. Keputusan para perusahaan ini membuat aliran dana atau investasi yang masuk ke 7 ribu startup Israel anjlok hingga 70 persen.

“Investasi di Israel menurun secara signifikan,” kata Ari Strasberg, Wakil Presiden Strategi SNC. 

Sumber: CNN Indonesia

Baca Lainnya

UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta

21 Desember 2024 - 11:09 WIB

Insentif Baru, Harga Toyota Hybrid Turun di 2025

21 Desember 2024 - 10:51 WIB

PPN Naik Jadi 12%, Begini Dampaknya pada Transaksi E-Wallet

21 Desember 2024 - 10:43 WIB

Kepri Raih Penghargaan Upakarti 2024 Lewat Toteles Bakehouse

20 Desember 2024 - 13:33 WIB

BP Batam Pastikan Pelayanan di Pelabuhan Batam Centre Tetap Maksimal

20 Desember 2024 - 10:23 WIB

Trending di BATAM