JAKARTA (HK) – PT Pertamina Patra Niaga resmi memperkenalkan produk terbarunya, Pertamax Green 95, pada Senin (24/7/2023) seharga Rp13.500 per liter. Namun, penjualannya terbatas di Jakarta dan Surabaya pada tahap pengenalan.
“Untuk saat ini kita menyiapkan di lima SPBU di Jakarta dan sepuluh di (SPBU) Surabaya. Tapi secara bertahap kita akan mengembangkan di seluruh Jawa dan mungkin nantinya akan di luar Jawa,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan saat peluncuran Pertamax Green di SPBU 31.128.02 MT Haryono, Jakarta, Senin (24/7/2023).
Juni lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pernah menjelaskan alasan BUMN energi itu merilis Pertamax Green 95. Menurutnya, Pertamina ingin mengembangkan energi berbasis sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Nicke menambahkan transisi energi bukan sekadar menurunkan karbon emisi, tapi lebih penting lagi bagi Indonesia adalah untuk mewujudkan kemandirian energi.
“Jadi nanti kami di bulan ini, kami mau launching produk baru, yaitu bioetanol. Jadi Pertamax kami campur dengan etanol,” ucap Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6/2023) lalu.
Adapun bioetanol adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi. Etanol sendiri dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, salah satunya tebu.
Ia menuturkan etanol yang akan digunakan berasal dari molase tebu. Proses pembuatan etanol dari tebu tidak akan mengganggu produksi dari pabrik gula. Pasalnya, pihaknya hanya akan mengambil tetes tebu, sehingga tidak rebutan dengan pabrik gula.
Selain itu, bioetanol juga bisa dibuat dari singkong dan jagung. “Jadi kami akan terus lakukan riset-riset untuk menghasilkan bioenergi dari bahan baku nabati,” imbuh Nicke.
Upaya Pertamina merilis BBM baru dari dari bioetanol ini kian menambah portofolio produk bahan bakar nabati. Perusahaan pelat merah itu sebelumnya juga telah mengedarkan BBM yang dicampur dengan minyak nabati, yakni biodiesel 35 persen (B35).
Secara umum, B35 merupakan campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadar minyak sawitnya 35 persen, sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis solar.
Sumber: CNN Indonesia