BATAM (HK) – Pemasangan spanduk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di monumen Welcome To Batam menimbulkan dampak negatif bagi fotografer keliling di kawasan tersebut.
Para wisatawan lokal dan mancanegara enggan berfoto di ikon Kota Batam tersebut, menyebabkan pengurangan pendapatan bagi fotografer.
Ketua Bawaslu Kepri, Zuldhadril, mengakui adanya keluhan dari fotografer keliling di sekitar ‘Welcome to Batam’, yang merasa terdampak oleh pemasangan baliho Prabowo-Gibran.
Banyak wisatawan membatalkan niat untuk berfoto di lokasi tersebut sebagai bentuk protes.
“Ini salah satu ikon Kota Batam. Kami mendapat info bahwa banyak wisatawan yang datang untuk menyambut tahun baru, tapi mereka tidak mau berfoto karena adanya spanduk tersebut,” ungkap Zuldhadril.
Pemasangan baliho Prabowo-Gibran ini telah terjadi selama dua hari. Spanduk pertama dipasang pada Sabtu (30/12/2023), kemudian dicopot, dan pada hari berikutnya dipasang kembali dengan desain yang berbeda.
Dafrika, seorang fotografer keliling di kawasan ‘Welcome to Batam’, menyatakan bahwa banyak rombongan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, membatalkan foto mereka sebagai respons terhadap spanduk tersebut.
Turis asing dari Malaysia dan Singapura, serta wisatawan lokal, termasuk rombongan bus dari Riau, menolak berfoto dengan alasan ketidakpuasan terhadap tampilan politis di lokasi tersebut.
“Saat rombongan tiba, banyak yang batal foto karena adanya spanduk calon presiden Prabowo-Gibran,” kata Dafrika.
Dafrika menegaskan bahwa tindakan ini berdampak pada penghasilannya, mengingat banyak wisatawan yang menghindari berfoto di dekat spanduk politis.
Dia melaporkan bahwa spanduk tersebut pertama kali terpasang pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB, dan sebelumnya juga telah ada pemasangan serupa pada hari sebelumnya.
Pantauan terakhir di lokasi menunjukkan bahwa Bawaslu dan Panwascam telah menurunkan spanduk Prabowo-Gibran dari Welcome To Batam, mengembalikan landmark tersebut ke kondisi semula.