Menu

Mode Gelap
LAM Kepri Keluarkan Maklumat Terkait Kekerasan di Rempang Tantangan SDN 009 Batu Aji di Balik Semangat Mencerdaskan Generasi Muda Proyek Pengadaan Sarana Bangunan Gedung Radioterapi RSUD RAT Senilai Rp3,59 M Diduga di Mark Up UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta Pemkab Bintan Dinilai Sukses Dukung Optimalisasi Pengelolaan ZIS Kemenangan Kontra Filipina Jadi Penentu, Indonesia Bertekad Lolos di AFF

BERITA TERKINI

Satgas Pangan Diminta Rutin Inspeksi Beras di Tanjungpinang

badge-check


					Ekonom STIE Pembangunan Tanjungpinang Indra Bastian Tahir Perbesar

Ekonom STIE Pembangunan Tanjungpinang Indra Bastian Tahir

TANJUNGPINANG (HK) – Kasus pengoplosan beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang viral sepekan ini menarik perhatian Ekonom Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjungpinang, Indra Bastian Tahir.

Indra mengatakan, kasus itu harus menjadi dasar bagi Satgas Pangan untuk semakin gencar melakukan inspeksi distribusi beras di pasaran.

Praktik pengoplosan beras ini merugikan konsumen karena harga beras subsidi berganti kemasan dan menjadi lebih mahal.

“Satgas Pangan perlu melakukan inspeksi ke lapangan untuk menertibkan modus operandi kenaikan harga pangan apakah itu dengan mengoplos, menimbun, maupun melebihi harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET),” katanya, Senin (16/10/2023).

Selain itu, lanjut dia, Bulog bersama Disperindag perlu melakukan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan pasokan beras.

Ini juga merupakan upaya untuk menjaga stabilitas harga beras, khususnya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Kemudian Bulog agar melakukan operasi pasar agar dapat mengimbangi harga di pasaran sehingga kembali ke harga normal,” ujarnya.

Indra menuturkan, layaknya Lebaran, permintaan beras diperkirakan akan terus meningkat menjelang Nataru.

Peningkatan permintaan ini akan mengheret harga beras, apalagi dua bulan belakangan ini harga beras premium dan medium mengalami kenaikan.

“Menjelang Nataru memang biasa terjadi peningkatan harga bahan pokok dalam hal ini beras karena tingkat permintaan meningkat sebagaimana terjadi menjelang Lebaran yang lalu-lalu,” katanya.

Indra menambahkan, beras menjadi salah satu komoditi yang menyumbang inflasi di Kepri.

Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau panic buying karena Bulog telah memastikan ketersediaan pasokan beras hingga awal tahun mendatang.

“Masyarakat tidak perlu panic buying karena menurut laporan dari Bulog bahwa stok beras kita aman hingga akhir tahun ini, tetapi tetap Disperindag dan Dinas Ketahanan Pangan, beserta Bulog melaksanakan pasar murah pangan untuk menjamin ketersediaan beras tetap ada di pasaran,” katanya. (sjt/eza)

Baca Lainnya

LAM Kepri Keluarkan Maklumat Terkait Kekerasan di Rempang

21 Desember 2024 - 11:30 WIB

Proyek Pengadaan Sarana Bangunan Gedung Radioterapi RSUD RAT Senilai Rp3,59 M Diduga di Mark Up

21 Desember 2024 - 11:14 WIB

UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta

21 Desember 2024 - 11:09 WIB

Insentif Baru, Harga Toyota Hybrid Turun di 2025

21 Desember 2024 - 10:51 WIB

PPN Naik Jadi 12%, Begini Dampaknya pada Transaksi E-Wallet

21 Desember 2024 - 10:43 WIB

Trending di EKONOMI