NATUNA (HK) – Ikan Napoleon dan ikan kerapu Natuna yang biasa dibeli oleh pengusaha Hongkong kini sudah tidak terbeli.
Hal ini terjadi karena pihak Hongkong sejak awal tahun ini telah menyetop pembelian dua jenis ikan tersebut dari Natuna.
Alasan penghentian pembelian tersebut juga sampai saat ini tidak diketahui karena Hongkong sebagai negara pembeli belum bersedia mengemukakan alasan.
Terkait keadaan ini, pemerintah telah mengambil langkah-langkah diplomatis untuk membuka kembali kanal perdagangan yang sudah lama terbina itu.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suryanto mengaku Pemerintah Indonesia telah membuka komunikasi dengan otoritas Hongkong melalui Komjen Indonesia yang ada di sana.
“Kemarin saya audiensi dengan Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Edwin Dwiyana. Diplomasi sudah dibangun, cuma alasan Hongkong belum diketahui sampai saat ini,” kata pria yang akrab disapa Jojo itu di tempat kerjanya, Kamis (5/6/2025) melalui telepon.
Berdasarkan informasi, bukan hanya pihak indonesia yang mempertanyakan hal itu kepada Otoritas Hongkong, tapi kelompok nelayan dan pengusaha serta pelaku perikanan Hongkong juga mempertanyakan hal yang sama kepada pemerintahnya.
“Mereka juga belum mendapatkan alasan yang jelas dari pemerintahnya,” imbuh Jojo.
Dikatakannya, pembelian ikan napoleon dan kerapu ini hanya distop yang dikirim melalui jalur laut. Sementara yang melalui jalur udara tetap diterima oleh Hongkong.
“Itu yang kita pertanyakan sampai saat ini. Kita ingin tahu apa persoalan dan kendalanya supaya dapat dicari win-win solustionnya, namun sampai aaat ini belum juga ada penjelasannya” jelas Jojo.
Adapun terkait ikan yang sudah siap diekspor, pemerintah pusat telah mengeluarkan opsi supaya ikan-ikan tersebut dapat dijual dalam bentuk ikan beku.
Tujuannya agar ikan bernilai tinggi itu dapat dijual oleh nelayan meskipun dengan resiko nilai jual yang jauh lebih rendah.
“Tapi menganai opsi ikan frozen (beku) ini belum dikomunikasikan kepada nelayan. Kalau mereka sanggup, proses transakasinya dapat dilaksanakan. Cuma kayaknya sih berat juga bagi mereka. Tapi mudah-mudahan segera ada solusi,” tutupnya. (fat).