BATAM (HK) – Citramas Group mencanangkan Sungai Nongsa Kota Batam jadi pelestarian dan pengembangan ekosistem hutan mangrove, hal itu bentuk kepedulian untuk lingkungan agar tetap terawat dan hijau.
Launching pencanangan dan pelestarian ini dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Ivestasi RI, Nani Hendriati, Senin (27/11/2023).
Kemudian dihadiri oleh Kris Taenar Wiluan selaku CEO Citramas Group, Mike Wiluan Direktur Utama PT Taman Resor Internet (Tamarin) dan Dewan Pembina Yayasan Citramas Djoko Pramono.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir yang mewakili Kepala BP Batam, Muhammad Rudi.
Pada kegiatan ini, secara simbolis penanaman bibit mangrove dilakukan oleh sejumlah siswa-siswi binaan Citramas Group dan disaksikan langsung Nani bersama jajaran pimpinan Citramas Group.
“Hutan mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan daratan. Akar-akar mangrove juga berperan sebagai perlindungan dan untuk berkembang biak bagi ikan dan udang,” ucap Mike.
Oleh karena itu kata Mike, kelestarian hutan mangrove harus dijaga karena memiliki dampak langsung terhadap keberlanjutan sumber daya laut. Selain itu juga berperan sebagai benteng melindungi pesisir dari dampak badai dan gelombang pasang serta meminimalkan erosi pantai.
“Ini bukan hanya melindungi ekosistem yang ada di daratan dan juga masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Hutan mangrove saat ini ada berbabagai ancaman dan kerusakan, oleh karena itu kami mengajak masyarakat untuk turut mendukung pemerintah dalam upaya pelestarian hutan mangrove ini,” ujar Mike.
Disebutkannya, Citramas Group melalui yayasan Citramas dan PT Taman Resor Internet selaku badan usaha pengelolaan kawasan ekonomi khusus (KEK) Nongsa berkomitmen untuk membentuk satuan tugas (Satgas) hutan mangrove di sepanjang sungai Nongsa.
Kemudian melakukan secara terus menerus pembibitan tanaman mangrove dan melakukan penanaman pada lahan kritis disepanjang sungai Nongsa.
“Serta menjadikan hutan mangrove di sungai Nongsa menjadi sebagai tujuan wisata yang akan dikelola bersama masyarakat setempat. Selain itu menjadikan KEK nongsa menjadi kawasan hijau,” tuturnya.
Dewan Pembina Yayasan Citramas, Djoko Pramono mengatakan, pelestarian dan pengembangan ekosistem hutan mangrove di sepanjang sungai Nongsa itu guna untuk membantu pemerintah dalam menjaga, mengamankan dan melindungi serta membenahi kalau ada mangrove yang rusak.
“Hal ini kita lakukan sudah hampir 20 tahun. Kami hanya membantu pemerintah dan di sepanjang sungai Nongsa ini kami tidak ada membuka lahan baru, kami hanya mempertahankan dan merawat kehijauan ini sebagi-baiknya,” ungkap Djoko.
Sementar itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementrian Koordinator Kemaritiman dan Ivestasi RI, Nani Hendriati mengapresiasi Citramas Group dalam melestarikan dan pengembangan hutan mangrove di sepanjang aliran sungai Nongsa tersebut.
Menurut Nani, Citramas Group tak hanya sekedar berjanji, tapi telah memberikan bukti nyata dalam pelestarian hutan mangrove, khususnya di kawasan Nongsa.
“Hal tersebut sejalan program pemerintah dalam upaya melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia. Pemerintah memiliki target merehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare,” ucap Nani.
Indonesia sendiri ungkap Nani memiliki hutan mangrove seluas 3,36 juta hektare dan rehabilitasi bukan hanya melakukan penanaman, tapi termasuk memelihara dan intensifikasi atau melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya pelestarian.
“Dalam hal ini KEK Nongsa sudah melakukan hal tersebut. selain sebagai kawasan industri yang fokus pada industri digital, namun tidak melupakan kelestarian lingkungan. Sehingga bisa balance dari sisi ekonomi, sosial, lingkungan dan ini semua dapat. Semoga ini bisa menginspirasi pihak-pihak lain,” imbuhnya. (dam)