BATAM (HK) – Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menegaskan pentingnya memperkuat peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam mengatasi isu keagamaan dan konflik sosial di tingkat daerah.
Ia mengungkapkan bahwa FKUB bisa menjadi tempat untuk menciptakan dialog terbuka, mendalam, dan inklusif antara pemuka agama dan masyarakat lintas agama, guna meredakan ketegangan politik.
Bima memberi contoh kasus panjang terkait Gereja Yasmin di Bogor, Jawa Barat, yang selama 15 tahun menghadapi konflik.
“Sekitar 100 dialog telah dilakukan, melibatkan berbagai pihak, dari RT, RW, hingga pimpinan agama dan gereja. Kuncinya adalah dialog yang inklusif dan melibatkan semua pihak,” ujar Bima.
Ia juga menekankan pentingnya FKUB untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta menyediakan solusi yang tidak hanya teknis, tetapi juga strategis. Oleh karena itu, Bima mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menjaga kerukunan beragama dan sosial.
“Bersama-sama, kita harus menyiapkan generasi penerus yang akan memimpin Indonesia menuju masa depan, sekaligus menjaga keharmonisan antarumat beragama,” tandasnya. (red)