OPINI:
Oleh: Chrisostomus Tambunan
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji
TANJUNGPINANG (HK) – Kabar baik datang bagi mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) di seluruh Indonesia. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan bahwa penyaluran dana beasiswa tahun 2025 akan dilakukan sebelum Hari Raya Idulfitri.
Sebagai mahasiswa penerima beasiswa, saya melihat langkah ini bukan hanya soal pencairan dana, tetapi juga bentuk hadirnya negara dalam mendukung mimpi anak-anak muda dari berbagai pelosok negeri.
Dalam sosialisasi dan penyerahan beasiswa yang digelar pada Jumat (14/3/2025) di Auditorium Gedung D Kemendikbudristek, Jakarta.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memastikan dana bantuan studi tersebut sampai tepat waktu. Tak tanggung-tanggung, alokasi anggaran mencapai Rp7,3 triliun untuk 847.333 mahasiswa. Hingga pertengahan Maret 2025, lebih dari Rp4,86 triliun telah disalurkan kepada 547.777 mahasiswa di seluruh Indonesia.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan bahwa percepatan ini penting agar mahasiswa bisa memanfaatkan dana tersebut untuk kebutuhan akademik menjelang Lebaran. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Togar M. Simatupang, pun menyebut program ini sebagai prioritas nasional dalam menciptakan keadilan akses pendidikan.
Sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah, saya merasakan betul bagaimana beasiswa ini menjadi penyambung asa bagi keluarga yang tidak memiliki cukup biaya untuk membiayai pendidikan tinggi. Pencairan yang tepat waktu—apalagi menjelang Lebaran—adalah bentuk penghargaan terhadap perjuangan mahasiswa dan keluarganya.
Namun, efektivitas program ini tetap bergantung pada kolaborasi antara pihak perguruan tinggi dan pemerintah dalam hal pelaporan, verifikasi data, dan pelacakan penggunaan dana. Kepala Pusat Pembiayaan, Asesmen, dan Pendidikan Tinggi, Henri Tambunan, mengingatkan pentingnya transparansi serta akuntabilitas agar dana benar-benar sampai kepada yang berhak dan digunakan sesuai ketentuan.
Saya percaya bahwa beasiswa bukan semata angka dalam APBN, tetapi investasi jangka panjang terhadap sumber daya manusia Indonesia. Setiap rupiah yang disalurkan adalah bahan bakar bagi kami—mahasiswa dari keluarga sederhana—untuk terus menimba ilmu, berkontribusi untuk bangsa, dan memutus rantai kemiskinan struktural.
Penyaluran beasiswa sebelum Lebaran bukan hanya soal ketepatan waktu. Ia adalah pesan kuat bahwa negara hadir. Dan bagi kami, itu berarti dunia bisa kami tapaki dengan langkah yang lebih ringan.(**)