Menu

Mode Gelap
LAM Kepri Keluarkan Maklumat Terkait Kekerasan di Rempang Tantangan SDN 009 Batu Aji di Balik Semangat Mencerdaskan Generasi Muda Proyek Pengadaan Sarana Bangunan Gedung Radioterapi RSUD RAT Senilai Rp3,59 M Diduga di Mark Up UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta Pemkab Bintan Dinilai Sukses Dukung Optimalisasi Pengelolaan ZIS Kemenangan Kontra Filipina Jadi Penentu, Indonesia Bertekad Lolos di AFF

BERITA TERKINI

Gen Z Dominasi Angka Pengangguran, Bonus Demografi pun Terancam Gagal

badge-check


					Sejumlah pelamar kerja mengantre untuk dapat masuk ke dalam lokasi Bursa Kerja. Foto: ANTARA NEWS Perbesar

Sejumlah pelamar kerja mengantre untuk dapat masuk ke dalam lokasi Bursa Kerja. Foto: ANTARA NEWS

JAKARTA (HK) – Jumlah pengangguran di Indonesia paling banyak disebut berasal dari kelompok penduduk usia 15-24 tahun atau yang tergolong generasi Z.

Ekonom menyebut, apabila tidak diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan gagalnya bonus demografi.

“Banyaknya pengangguran Gen Z khususnya yang lulusan sarjana S1 membuat Indonesia kehilangan momentum bonus demografi,” kata Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar, Senin (13/11/2023).

Sebagai informasi, bonus demografi terjadi saat jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan penduduk usia lanjut yang tidak produktif. Mereka yang masuk usia produktif termasuk kelompok generasi Z atau Gen Z.

Media mengatakan, terdapat beberapa penyebab tingginya pengangguran di kalangan Gen Z. Pertama, adanya mismatch lapangan kerja yang tersedia dengan keahlian yang dimiliki oleh Gen Z khususnya para lulusan sarjana.

Kedua, terdapat penurunan daya beli masyarakat yang berdampak langsung pada sektor industri. Ketiga, meningkatnya tren work life balance di kalangan Gen Z sehingga sebagian memilih untuk tetap menganggur sampai menunggu pekerjaan yang layak menurut mereka.

“Berdasarkan studi Delloite pada 2022, sekitar 32 persen Gen Z memilih hanya bekerja di tempat yang menjanjikan work life balance,” jelas Media.

Di sisi lain, Media melihat, terjadi peralihan tren yaitu menurunnya tingkat pengangguran terbuka lulusan SMA. Artinya, penyerapan tenaga kerja SMA lebih baik.

Salah satu penyebab adalah menguatnya gig economy. Selain itu, lulusan SMA tidak begitu selektif memilih lapangan kerja, selama bisa menjanjikan penghasilan yang baik untuk menunjang kebutuhan mereka.

“Soal Gen Z yang lebih memilih sektor informal, kalau di breakdown lagi, fenomenanya lebih kompleks. Ketersediaan modal lebih mempengaruhi motivasi Gen Z memilih jalan entrepreneur,” kata Media.

Sumber: Republika

Baca Lainnya

UMK Tanjungpinang 2025 Ditetapkan Rp3,62 Juta

21 Desember 2024 - 11:09 WIB

PPN Naik Jadi 12%, Begini Dampaknya pada Transaksi E-Wallet

21 Desember 2024 - 10:43 WIB

Kepri Raih Penghargaan Upakarti 2024 Lewat Toteles Bakehouse

20 Desember 2024 - 13:33 WIB

BP Batam Pastikan Pelayanan di Pelabuhan Batam Centre Tetap Maksimal

20 Desember 2024 - 10:23 WIB

Disdagin Tanjungpinang Gelar Temu Bisnis untuk Pengembangan Akses Pasar dan Produk IKM

20 Desember 2024 - 10:06 WIB

Trending di BISNIS