BATAM (HK) – Semangat gotong royong masih menjadi ciri khas masyarakat Melayu. Hal ini terlihat dari perjuangan warga saat mempersiapkan acara pesta di sebuah pulau.
Herman, salah seorang warga, berbagi cerita tentang bagaimana kebersamaan ini tetap hidup dalam keseharian.
Mengadakan pesta di pulau bukanlah tugas mudah. Herman menjelaskan bahwa banyak tenaga diperlukan untuk mengangkut perlengkapan seperti tenda, besi, meja, dan kebutuhan lainnya.
“Sebelum acara, saya menghimbau kawan-kawan untuk membantu mengangkat barang-barang ini,” ujarnya pada Senin (30/12/2024).
Perjalanan dimulai dari Jembatan 1 Barelang menuju pulau tujuan, yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit menggunakan tiga spitbod piber. Dalam satu hari, proses ini berlangsung dari pukul 07.00 hingga 14.00.
Namun, tantangan belum selesai ketika barang sampai di pulau. Para relawan masih harus mengangkut barang-barang tersebut menuju lokasi acara. Proses ini membutuhkan tenaga ekstra dan kerja sama yang solid.
“Jadi saya dan kawan-kawan membantu mengangkat barang untuk pesta. Kami tidak meminta upah sedikitpun,” kata Herman.
Sebagai bentuk terima kasih, relawan biasanya hanya menerima pemberian berupa rokok atau makanan dari pihak yang mengadakan pesta. Bagi masyarakat Melayu, hal ini adalah wujud saling peduli dan membantu.
“Kami orang Melayu saling peduli. Nanti, kalau kami butuh bantuan, mereka juga pasti akan ada untuk kami,” tambah Herman.
Gotong royong seperti ini tidak hanya mencerminkan kekompakan, tetapi juga memperkuat hubungan antarwarga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. (ika)