NATUNA (HK) – Tingginya gelombang diperairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), diakibatkan oleh cuaca ekstrem menghambat arus pelayaran di ujung Utara Indonesia, hingga 6 meteran. Sehingga, sangat membahayakan terhadap aktifitas pelayaran dan nelayan saat mencari ikan.
Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Natuna, telah memperkirakan tinggi gelombang di sejumlah perairan di Natuna mencapai 6 meter, dengan kategori sangat tinggi. Dan bahkan di Laut Natuna Utara mencapai 9 meter dengan kategori ekstrem.
Kepala Syahbandar Natuna, Liber Fery Hutahayan mengatakan bahwa akibat cuaca ekstrem itu, sangat berdampak pada aktifitas pelayaran di Natuna.
“Untuk saat ini kapal Sabuk dan lainnya, kita larangan untuk berlayar semuanya. Karena gelombang sedang tinggi tingginya. Kecuali bagi Kapal Bukit Raya, karena kapalnya besar. Jadi tetap kita perkenankan untuk berlayar,” kata Liber di tempat kerjanya, Senin (30/1) melalui telepon.
Liber mengungkapkan, larangan berlayar itu dilatarbelakangi atas hasil prakiraan cuaca dari BMKG, dimana gelombang tinggi di laut Natuna mencapai ketinggian hingga 9 meter.
Meski begitu, ujarnya, untuk kapal Pelni dengan ukuran besar seperti KM Bukit Raya tetap diberangkatkan.
“Kalau Kapal Bukit Raya tetap diberangkatkan. Sekarang Bukit Raya sedang dalam perjalanan menuju Anambas, yang sebelumnya dari Selat Lampa Natuna,” tuturnya.
Sementara itu, imbuhnya, untuk kapal penumpang dengan ukuran kecil tidak diberikan izin berlayar, karena menyangkut keselamatan kapal dan pemumpangnya, dalam pelayaran tersebut.
“Kalau Kapal Sabuk tidak kita berangkatkan. Sekarang, kapal-kapal itu tengah berlabuh di pelabuhan tujuan akhirnya. Ada di Pelabuhan Tanjungpinang, ada di Anambas, dan kapal itu tidak diberangkatkan, karena cuaca ekstrem,” jelasnya. (fat)