NATUNA (HK) – Pemerintah Kabupaten Natuna telah resmi membatalkan program pengadaan hewan ternak sapi tahun 2024 ini. Pembatalan tersebut diputuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yang matang.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Natuna, Plt. Wan Syazali di Kantor Bupati Natuna, Kamis (31/10/2024).
Ia menjelaskan, tahun ini Pemerintah Kabupaten Natuna telah membuat program pengadaan sapi dengan nilai anggaran sebesar Rp.1,2 miliar.
Tujuannya untuk meningkatkan populasi sapi di Natuna sebagai langkah strategis memenuhi kebutuhan dalam daerah dan kebutuhan ekspor.
“Tapi itu sudah dibatalkan,” singkat Wan Syazali kepada wartawan.
Adapun mengenai alasan pembatalan program ini, Wan Syazali menjelaskan bahwa pihaknya memiliki beberapa pertimbangan seperti pencegahan terjadinya penyebaran virus yang masuk dari luar daerah.
Ia menyatakan, saat ini di sektor peternakan sapi, Kabupaten Natuna masih menyandang status hijau karena sebaran virus hewan ternak di wilayah ini masih nihil.
“Kami ingin tetap kita menjadi zona hijau. Kebetulan di Kepri ini yang masih zona hijau kita di Natuna dan Anambas, sementara daerah-daerah lain sudah zona merah semua. Kami tidak mau itu terjadi ditempat kita,” jelasnya.
Kemudian pertimbangan lainnya berupa penyaluran sapi tersebut kepada masyarakat diharuskan melalui kelompok peternak.
Sementara di lain sisi masyarakat Kabupaten Natuna secara umum belum siap berternak dengan metode kelompok sesuai dengan yang diinginkan pemerintah.
“Ini juga berat untuk diterapkan di tengah masyarakat. Mereka belum siap berkelompok,” imbuhnya.
Atas dasar pertimbangan itu Pemerintah Kabupaten Natuna telah mengambil langkah tegas dengan membatalkan program tersebut.
“Ketimbang ini akan menjadi masalah, jadi mending dibatalkan saja dulu,” ungkapnya.
Namun begitu, Wan Syazali mengaku bahwa Pemkab Natuna tetap intens meningkatkan jumlah populasi sapi di Natuna dengan cara lain.
Langkah strategis yang dilakukan pemerintah saat ini untuk mencapai tujuan tersebut adalah berupa intensifikasi program inseminasi buatan (IB) yang diterapkan kepada seluruh sapi indukan milik masyarakat.
Menurutnya, cara ini cukup bagus dan sangat aman untuk memperbanyak jumlah sapi di Natuna dari pada mendatangkan indukan dan bibit sapi dari luar daerah yang belum tentu terjamin steril dari virus.
“Ini yang jadi fokus kami sekarang. Mudah-mudahan dengan cara ini daerah kita tetap aman dari virus-virus hewan ternak yang membahayakan dan di samping itu jumlah sapi juga tetap dapat ditingkatkan,” pungkasnya. (fat)