Menu

Mode Gelap
SD Islam Plus Mukhtarul Arifin Sekolah Modern yang Integrasikan Pendidikan Islami dan Karakter Unggul Ruang Belajar Terbatas, SDN 014 Sagulung Terapkan Sistem Belajar Tiga Shift SMAN 18 Batam Sekolah Penggerak dengan Ragam Ekstrakurikuler Unggulan Besok KPU Natuna Akan Tetapkan Cen Sui Lan-Jarmin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Serahkan DPA, Roby Pesan Pengguna Anggaran Jangan Korupsi Gubernur Ansar Ajukan Diskresi Penataan Tenaga Non-ASN dalam Rakor Bersama Mendagri

BERITA TERKINI

Kain Ecoprint Semakin Diminati oleh Peminat Batik di Batam

badge-check


					Kerajinan kain eco print brand Dcasto dan Lagilah Ecoprint. Foto: Arianita/HarianHaluanKepri Perbesar

Kerajinan kain eco print brand Dcasto dan Lagilah Ecoprint. Foto: Arianita/HarianHaluanKepri

BATAM (HK) — Kain ecoprint semakin diminati oleh para penggemar batik di Batam. Di dunia fashion, kain ecoprint telah menjadi hal yang umum.

Kombinasi yang indah antara seni tradisional batik dan kreativitas alam dari eco-printing menjadikan kain ecoprint semakin populer di kalangan masyarakat.

Jamicasto, pemilik usaha dari brand Dcasto Ecoprint, menjelaskan bahwa Batik Ecoprint dibuat menggunakan kain dengan serat alami seperti katun dan sutera.

Pemilik usaha kain eco print Jamicasto (kanan) dan Tri Suyati (kiri). Foto: Arianita/HarianHaluanKepri

“Kain kami beli dari Jawa, kemudian kami proses dengan teknik ecoprinting, yaitu teknik cetak dengan pewarnaan kain secara alami,” ungkapnya, Jumat (15/3/2024).

Dia juga menjelaskan proses pembuatan kain ecoprint lebih lanjut, yang melalui beberapa tahapan.

“Kami menggunakan teknik Scouring untuk membersihkan, kemudian untuk membuka pori-pori kain ‘mordant’ supaya bisa menempelkan daun dan kita susun lapisi plastik, diikat kencang dan dikukus selama 2 jam, setelah itu diangin-anginkan 7 hari,” jelasnya.

Menurutnya, setelah kain diangin-anginkan selama 7 hari, perlu dicuci kembali agar warnanya tidak luntur dan untuk mengikat warnanya.

Proses pembuatan kain ecoprint dari awal hingga selesai memakan waktu 10 hari, dan hal ini sebanding dengan harga yang ditawarkan.

Satu helai kain berukuran 2,5 meter dihargai Rp 350 ribu untuk katun serat alami, sedangkan untuk kain sutra eco print, harganya mulai dari Rp 850 ribu hingga jutaan rupiah, karena sutra memiliki keunggulan mewah, lembut, dan sejuk saat menyentuh kulit.

Meskipun memiliki harga yang berbeda, salah satu keunggulan utama kain ecoprint adalah ramah lingkungan, karena menggunakan pewarna alami dengan memanfaatkan motif bunga dan daun.

Dalam teknik ecoprint, bahan alami seperti daun tabebuya, jati, daun lanang, kenikir, daun jarak kosta, jarak kepyar, jarak wulung, ketapang, dan paku-pakuan sering digunakan.

Perlu dicatat bahwa kain ecoprint dengan merek Dcasto dan Lagilah Ecoprint telah berhasil menembus pasar baik di dalam maupun di luar Indonesia.

Untuk lokasi usaha kain eco printing ini, dapat ditemukan di Tiban 1 atau di Sekupang, Patam Lestari. (nita)

Baca Lainnya

SD Islam Plus Mukhtarul Arifin Sekolah Modern yang Integrasikan Pendidikan Islami dan Karakter Unggul

8 Januari 2025 - 21:39 WIB

Ruang Belajar Terbatas, SDN 014 Sagulung Terapkan Sistem Belajar Tiga Shift

8 Januari 2025 - 21:33 WIB

SMAN 18 Batam Sekolah Penggerak dengan Ragam Ekstrakurikuler Unggulan

8 Januari 2025 - 21:25 WIB

Besok KPU Natuna Akan Tetapkan Cen Sui Lan-Jarmin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

8 Januari 2025 - 21:18 WIB

Serahkan DPA, Roby Pesan Pengguna Anggaran Jangan Korupsi

8 Januari 2025 - 20:55 WIB

Bupati Bintan Roby Kurniawan menyerahkan DPA kepada Kepala Dishub Bintan Insan Amin
Trending di BERITA TERKINI