ANAMBAS (HK) – Kepala Desa se-Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merasa keberatan dan kecewa terkait dengan pernyataan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Anambas terkait dengan penyimpanan kotak suara di tingkat Desa maupun Kelurahan.
Dari pernyataan Ketua Bawaslu Anambas mengungkapkan bahwa dari pengalaman Pemilu lalu kotak suara disimpan di rumah Kepala Desa (Kades).
Peryataan Ketua Bawaslu Anambas tersebut mendapat kecaman dari semua Kades di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Menurut salah seorang Kepala Desa yang mewakili 52 Kades se-Kabupaten Kepulauan Anambas yang menyatakan kekesalan mereka terhadap pernyataan Ketua Bawaslu Anambas tersebut.
Dia mengatakan bahwa hal yang dikatakan tersebut tidaklah benar.
Karena dari pengalaman Pemilu sebelumnya bahwa kotak suara yang disimpan di gudang atau tempat penyimpanan mendapat pengawasan dari pihak terkait.
Sehingga kotak suara yang disimpan kata dia benar-benar aman dan dalam pengawasan yang ketat.
“Pemilu sebelumnya kotak suara yang disimpan dan diawasi tidak ada terjadi pencurian dan semua dalam keadaan aman. Kalaupun ada kotak suara yang disimpan di rumah Kepala Desa ada satu atau dua saja, karena mengingat disimpan di tempat lain kurang layak, yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena di daerah tersebut tempat untuk menyimpan kotak suara kurang memungkinkan, sehingga disimpan di rumah Kades yang tentunya sudah mendapat pengawasan yang ketat,” ungkapnya kemarin.
Atas pernyataan Ketua Bawaslu Anambas yang menimbulkan kegaduhan tersebut lanjut dia, rencananya Kades se-Anambas dalam waktu dekat atau Senin besok akan mendatangi kantor KPU dan Bawaslu Anamabs untuk meminta klarifikasi dari pernyataan Ketua Bawaslu Anamabs tersebut di salah satu media.
“Kita tidak menginginkan Pemilu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini adanya perpecahan.
Kita berharap kedepan Pilkada serentak 27 November ini nantinya dapat berjalan dengan aman dan damai tanpa ada konflik,” imbuhnya.
Sebelumnya Bawaslu Anambas meminta kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk mengoptimalkan pengawasan gudang penyimpanan kotak suara di tingkat Desa maupun Kelurahan.
Ketua Bawaslu Anambas, Jupri Budi mengungkapkan dari pengalaman pada Pemilu 2024 lalu, pihaknya banyak mendapati petugas tidak optimal dalam menjaga gudang kotak suara.
“Kita pada Pemilu kemarin datang ke setiap desa, malam hari sebelum pencoblosan kita temui gudang kotak suara kurang pengawasan. Hanya di kawal satu orang dari anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat),” kata Jupri Budi, Kamis (14/11/2024).
Menurutnya jika pengawasan tidak optimal bisa berakibatkan fatal contohnya peristiwa pencurian kotak suara. Jika hal ini terjadi maka akan mengganggu proses kelancaran Pilkada.
“Peran polisi juga harus optimal. Pemilu kemarin banyak tidak disiplin dalam menjaga kotak suara. Saya datang ke desa, yang jaga malah Linmas sendiri,” terang Jupri.
Selain itu, Jupri menekankan kepada PPS untuk mencari gudang kotak suara yang layak. Ia menginginkan kotak suara disimpan pada tempat yang netral agar tidak menimbulkan konflik.
“Kita tegaskan kotak suara disimpan di gudang yang netral. Jangan ada di rumah kepala desa. Pastikan gudang logistik itu diamankan, tak ada pintu tikus. Semua terjaga, karena takut disandera orang kotak itu,” tegas Jupri. (eza)
