Menu

Mode Gelap
SD Islam Plus Mukhtarul Arifin Sekolah Modern yang Integrasikan Pendidikan Islami dan Karakter Unggul Ruang Belajar Terbatas, SDN 014 Sagulung Terapkan Sistem Belajar Tiga Shift SMAN 18 Batam Sekolah Penggerak dengan Ragam Ekstrakurikuler Unggulan Besok KPU Natuna Akan Tetapkan Cen Sui Lan-Jarmin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Serahkan DPA, Roby Pesan Pengguna Anggaran Jangan Korupsi Gubernur Ansar Ajukan Diskresi Penataan Tenaga Non-ASN dalam Rakor Bersama Mendagri

BERITA TERKINI

Ekonomi Dunia Merugi US$23 T, Buntut dari Krisis Iklim

badge-check


					Ekonomi Dunia Merugi US$23 T, Buntut dari Krisis Iklim Perbesar

JAKARTA (HK) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan ekonomi global bisa rugi US$23 triliun hingga 2050 karena krisis iklim. Selain itu krisis iklim juga menyebabkan tiga juta kematian setiap tahunnya.

“Jadi saya pikir ini adalah bahaya yang akan kita hadapi dalam waktu dekat jika kita tidak melakukan aksi bersama,” kata Luhut dalam acara Indonesia Sustainability Forum di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Luhut menyebut setiap negara memang memiliki kapasitas dan keterbatasan dalam melakukan dekarbonisasi.

Namun krisis iklim merupakan masalah setiap negara yang harus diatasi dengan aksi bersama.

Ia menyebut, kegagalan satu negara dalam mengatasi krisis iklim akan menjadi kegagalan secara global.

Secara khusus, Luhut menyebut Indonesia memiliki peran penting dalam upaya dekarbonisasi global.

Pasalnya Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar dengan 94 juta hektar hutan hujan tropis.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dengan daya lebih dari 3.600 gigawatt (GW).

“Indonesia mempunyai sumber daya mineral penting yang melimpah yang penting bagi kehidupan transisi energi; nikel, timah, bauksit, dan tembaga,” kata Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva mengatakan bencana alam bisa menyebabkan kerugian hingga US$100 miliar per tahun bagi ASEAN.

Kristalina menyebut negara ASEAN berada di garis depan terdampak perubahan iklim. Maka dari itu ia ingin kawasan Indo-Pasifik khususnya ASEAN betapa parahnya dampak perubahan iklim.

Ia mengatakan sejumlah negara Asean seperti Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Indonesia masuk dalam daftar 10 negara yang paling terdampak perubahan iklim.

“Indonesia terkena dampak parah dari bencana alam kenaikan permukaan air laut. Dan kita tahu bahwa satwa liar, kebakaran hutan merupakan ancaman yang semakin dramatis saat suhu naik,” kata Kristalina. 

Sumber: CNN Indonesia

Baca Lainnya

SD Islam Plus Mukhtarul Arifin Sekolah Modern yang Integrasikan Pendidikan Islami dan Karakter Unggul

8 Januari 2025 - 21:39 WIB

Ruang Belajar Terbatas, SDN 014 Sagulung Terapkan Sistem Belajar Tiga Shift

8 Januari 2025 - 21:33 WIB

SMAN 18 Batam Sekolah Penggerak dengan Ragam Ekstrakurikuler Unggulan

8 Januari 2025 - 21:25 WIB

Besok KPU Natuna Akan Tetapkan Cen Sui Lan-Jarmin sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

8 Januari 2025 - 21:18 WIB

Serahkan DPA, Roby Pesan Pengguna Anggaran Jangan Korupsi

8 Januari 2025 - 20:55 WIB

Bupati Bintan Roby Kurniawan menyerahkan DPA kepada Kepala Dishub Bintan Insan Amin
Trending di BERITA TERKINI