BATAM (HK) – Kunjungan wisata ke Dendang Melayu di Kota Batam sangat bergantung pada hari libur dan akhir pekan. Pada hari biasa, jumlah pengunjung cenderung lebih sedikit dibandingkan akhir pekan.
Abdullah, pengelola seni dan budaya Dendang Melayu, menjelaskan bahwa pada Sabtu, Minggu, atau hari libur, wisatawan yang datang lebih banyak, termasuk dari mancanegara seperti Singapura dan Malaysia.
“Dendang Melayu adalah ikon Kota Batam, dan kami selalu menampilkan budaya Melayu di sini,” ujarnya Senin (23/12/2024).
Jumlah pengunjung tidak selalu dapat diprediksi karena tergantung pada banyak faktor, termasuk cuaca dan kondisi perjalanan wisatawan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan wisata Dendang Melayu.
Tempat wisata ini buka dari pukul 07.00 hingga 22.00 WIB setiap hari. “Karena ini adalah tempat budaya untuk melestarikan Melayu, waktu operasionalnya cukup panjang,” jelas Abdullah.
Selain menjadi destinasi wisata, Dendang Melayu juga sering digunakan untuk berbagai acara. Abdullah menambahkan bahwa setiap acara yang diadakan di sana harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Dinas Pariwisata.
“Kami memantau dan membantu acara yang digelar di sini, asalkan ada pemberitahuan resmi,” katanya.
Mengenai tiket masuk, tarifnya tidak ditentukan secara pasti. “Semakin banyak rombongan, biasanya pengunjung meminta diskon. Tiket memang dihitung per kepala, tapi kami fleksibel. Jika ada yang datang dengan bus, kami bisa memberikan diskon khusus,” ungkapnya.
Abdullah juga menegaskan bahwa tujuan utama Dendang Melayu adalah menarik banyak pengunjung agar semakin banyak orang dapat menikmati keindahan dan budaya yang ditawarkan.
Dendang Melayu resmi dibuka sebagai destinasi wisata pada tahun 2000 dan hingga kini terus berkontribusi dalam melestarikan budaya Melayu di Kota Batam. (ika)