BATAM (HK) — Cintai pekerjaan dan bekerja dengan ikhlas, hal itu menurut Nur Elfi Husda bisa membuatnya bertahan selama 10 tahun, menjadi Rektor Universitas Putera Batam (UPB).
“Saya menjadi Rektor UPB sejak 2013, dan sebelumnya saya wakil rektor di kampus tersebut,” sebut wanita berumur 52 tahun kelahiran Payakumbuh, Sumbar tersebut kepada Harian Haluan Kepri, Rabu (22/11/2023).
Dilanjutkan oleh ibu lima orang anak itu, tidak pernah terlintas dipikirannya akan berada di posisi sekarang, namun dengan moto yang dimilikinya, ‘orang lain bisa, kenapa saya tidak’ serta diiringi setiap pekerjaan diawali kejujuran dan ikhlas, sehingga hasil yang didapat lebih dari yang dibayangkan.
“Artinya senangi dulu pekerjaannya, dan bekerja ikhlas, selanjutnya bekerja harus sampai selesai. Terpenting lagi harus ada dukungan keluarga juga, sehingga hasil baik akan didapat,” ujarnya.
Meski demikian, kata Nur Elfi Husda, tantangan menjadi wanita karier tentu ada, terutama keluarga harus dikorbankan, seperti anak-anak.
“Kalau dari segi akademik mungkin anak saya tidak secerdas anak-anak yang orang tuanya di rumah, tapi dari kemandiriannya boleh di uji, sebab dari SD anak saya sudah mandiri, mungkin karena orang tuanya sudah sibuk bekerja,” ungkapnya.
Nur Elfi Husda menceritakan, sebelum menjadi Rektor UPB, ia pernah menjadi instruktur komputer karena jurusannya waktu kuliah adalah komputer. Selanjutnya, ia mengajar di SMA sambil memberikan kursus.
Namun, nasib baik mulai menghampirinya. Pada tahun 2006, ia ditawarkan menjadi dosen. Meskipun syaratnya adalah memiliki gelar S1 dan ia belum memenuhinya, Nur Elfi Husda tidak patah semangat. Ia kemudian melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar S1.
“Sebelumnya saya hanya lulus D3 komputer. Lulus S1 saya baru jadi dosen. Namun, keluar lagi aturan jadi dosen harus S2, dan saya lanjut lagi S2 dan S3,” katanya.
Nur Elfi Husda melanjutkan ceritanya, karirnya di kampus UPB dimulai sebagai dosen, kemudian ia diangkat sebagai sekretaris jurusan.
Selanjutnya, ia naik jabatan menjadi wakil ketua, hingga akhirnya ditawarkan untuk menjadi wakil rektor di UPB. Akhirnya, pada tahun 2013, ia diangkat sebagai rektor.
“Dulu waktu saya masih menjadi wakil rektor, mungkin karena masih merintis, semua bagian itu saya ada di dalamnya, semua yang dikerjakan dosen dan administrasi saya kerjakan dan harus tuntas, kalau belum selesai saya tidak tidur, jadi waktu tidur saya ketika jadi wakil rektor hanya 3 jam seharinya,” jelasnya.
“Tapi itu semua tidak sia-sia, sehingga saya bisa diposisi sekarang ini. Intinya harus bekerja dengan ikhlas dan cinta pekerjaannya, hasil baik akan mengampiri,” tutupnya. (cw03)