BATAM (HK) – Saat ini cuaca panas melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Batam, Kepulauan Riau (Kepri), dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV), dari sinar matahari yang meningkat.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV.
“Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme),” demikian keterangan BMKG dikutip, Rabu (26/4).
Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari, dan mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, sampai dengan “Extreme”, pada ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari, antara pukul 12:00 hingga 15:00 waktu setempat. Kemudian bergerak turun kembali ke kategori “Low”, di sore hari.
Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.
BMKG menjelaskan tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah.
“Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti disampaikan di atas secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena Gelombang Panas,” kata BMKG.
Faktor cuaca lainnya seperti berkurangnya tutupan awan dan kelembapan udara dapat memberikan kontribusi lebih terhadap nilai indeks UV.
Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.
“Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian itu, serta mengikuti dan melaksanakan imbauan atas respons bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing-masing kategori index UV. Seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktivitas di luar ruangan,” pungkas BMKG. (r)