KARIMUN (HK) — Bupati Kabupaten Karimun Dr. H. Aunur Rafiq menyampaikan pengoperasian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji atau SPBE Karimun merupakan suatu langkah maju dalam mengurai permasalahan terhadap kelangkaan gas elpiji khususnya gas elpiji bersubsidi di Kabupaten Karimun.
“Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) merupakan sarana khusus sebagai perpanjangan dari Pertamina (Persero) yang berfungsi untuk menyalurkan LPG (Liquid Petroleum Gass) kepada masyarakat. Untuk kita pemerintah daerah wajib mendorong segera beroperasinya SPBE yang berlokasi di Kecamatan Meral sebagai salah satu solusi mengatasi kelangkaan Elpiji,” ujar Aunur Rafiq saat memimpin rapat kordinasi (rakor) membahas kelangkaan gas elpiji 3 kg di ruangan rapat utama Cempaka Putih kantor Bupati Karimun, Selasa (5/9/2023).
Ia menyampaikan, SPBE mempunyai instalasi khusus untuk pengisian dan penanganan LPG yang terdiri dari kegiatan penerimaan, penimbunan, pengisian, dan penyaluran LPG dimana secara umum di Indonesia ada 4 (empat) pengemasan LPG dalam tabung yaitu, 50 Kg; 12 Kg; 5,5 Kg; dan 3 Kg.
“Satu hal utama yang menjadi kendala belum bisa beroperasinya SPBE ini adalah karena tidak adanya suplai listrik dari PT Soma Daya Utama sebagai pemegang lisensi untuk daerah Zona Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ). Kalau ini kita bisa atasi, InsyaAllah, kita tidak akan mengalami kelangkaan gas elpiji lagi disamping itu harga nya pun juga murah dari Rp 25 ribu ke Rp 20 ribu untuk gas elpiji 3 kg,” ujar Aunur Rafiq.
Ia juga menegaskan, telah mengambil langkah untuk segera mengoptimalkan beroperasinya SPBE Karimun diantaranya menyurasi Gubernur Kepri bermohon untuk bisa mendorong ke pemerintah pusat jika seandainya PT Soma Daya Utama tak mampu untuk bisa diberikan izin kepada PLN untuk mensuplai listrik ke SPBE Karimun.
“Janji PT Soma Daya Utama mengatakan bulan September 2023 akan mulai beroperasi masih belum jelas kepastiannya. Kita akan undang mereka segera untuk meminta kepastikan dari mereka. Tentunya kita berharap jangan sampai iklim investasi jadi terganggu karena persoalan listrik ini,” harap Aunur Rafiq.
Aunur Rafiq menambahkan, PT Palu Gada Karimun Sejahtera telah mendapatkan persetujuan dari Pertamina untuk pencanangan dan pengisian elpiji PSP/bersubsidi 3 Kg di Kabupaten Karimun. “Mereka mendapatkan persetujuan untuk pengisian elpiji non PSO atau non subsidi siap berkontribusi untuk menjawab permasalahan kelangkaan elpiji,” ujar Aunur Rafiq.
“Saya berharap dengan tersedianya SPPBE di tempat kita sendiri dapat menjaga serta menopang stok dan distribusi elpiji baik di Pulau Karimun maupun Pulau Kundur . Hal ini mengingat kebutuhan elpiji untuk masyarakat kita sebelumnya dipasok dari Tanjung Uban Kabupaten Bintan. Sehingga berdampak pada pantai distribusi yang cukup panjang dan mengakibatkan pada kelangkaan gas elpiji khususnya gas elpiji bersubsidi,” papar Aunur Rafiq
Penyebab Langkanya Elpiji
Basori, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan ESDM Pemkab Karimun dalam laporannya menyampaikan, ada 5 Perusahaan penyalur gas LPG 3kg saat ini yaitu : PT Bintang Abadi Sejahtera, PT Cipta Nusa Indonesia, PT Lestari Cipta Prima Sakti, PT Petromas Jaya Abadi dan PT Prima Jaya Sukses.
Sementara jumlah pangkalan gas LPG 3 kg sebanyak 137 pangkalan diluar pulau Karimun dan 338 pangkalan khusus pulau Karimun sehingga dengan total keseluruhan 475 pangkalan.
“Saat ini kita menghadapi kendala dimana dari 5 perusahaan penyalur gas elpiji 3 kg yang ada dimana sebanyak 28 LO atau 15.680 tabung dalam kondisi rusak sehingga mempengaruhi jumlah perputaran tabung yang akan diisi ulang . Disamping itu juga isi ulang tabung kosong di Tj Uban juga mengalami kendala dimana membutuhkan 4 sampai 5 hari isi ulang agar dapat didistribusikan,” ujar Basori
Ia juga menjelaskan kendala lain terkait seringnya terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg diantaranya mulai dari jumlah usaha mikro semakin meningkat, dengan demikian kebutuhan akan sangat meningkat drastis dan peningkatan nilai modal usaha yang menjadi kategori usaha mikro.
Masyarakat mampu juga turut serta menjadi pengguna gas LPG 3 Kg hingga panic buying sehingga masyarakat menyediakan stock lebih di tabung dirumahnya, hal ini mempengaruhi perputaran tabung akan diisi ulang.
Hasil keputusan rapat koordinasi yang juga dihadiri perwakilan 5 agen penyalur gas elpiji 3 kg ini menghasilkan 3 rekomendasi dan solusi diantaranya : Pertama, pengoperasian SPBE yang ada saat int sesegera mungkin sehingga memutus jarak yang menjadi kendala saat ini dan harga di Pulau Karimun besar juga akan menurun.
Kedua, PT. Pertamina Patra NiagaMOR I SAM Ritel Kepri harus segera memperbaiki atau mengganti tabung rusak yang ada saat ini yaitu sebanyak 28 LO sehingga sirkulasi tabung akan semakin banyak.
Dan Ketiga, Pendataan ulang secara seluruh usaha mikro yang ada saat ini sesuai jenis usaha dan kebutuhan gas 3 kg setiat bulannya serta pendataan kriteria usaha mikro. (hhp)