BATAM (HK) — Pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XVIII Tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia sebagai unit pelaksana teknis Pusat Prestasi Nasional resmi ditutup, closing ceremony berlangsung sukses dan lancar, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (22/11/2023).
Berakhirnya Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) di mana atlet Kepulauan Riau menyumbang 4 Perunggu. Hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Dahrul, Bagian Kemahasiswaan Unrika meyampaikan ini merupakan kebanggaan luar biasa pasalnya, Ferdinan dari Fakultas Ilmu Hukum UNRIKA berhasil menyumbangkan medali perunggu dari kategori Taekwondo.
“Untuk seluruh atlit Kepri kita dapat 4 Perunggu, Tiga dari Cabor Taekwondo, Satu dari pencak silat, dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kampus Dompak Tanjung Pinang, Politeknik Negeri Batam, UNRIKA, dan STIKes Mitra Bunda,” papar Dahrul.
Lebih lanjut Dahrul juga menyampaikan minimnya perhatian dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) maupun dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kepri terkait masih kurangnya atlit ditingkat mahasiswa dan kurangnya pembinaan atlit di tingkat Provinsi secara terstruktur.
“Dari Koni tidak ada secara terstruktur kerjasamanya seperti apa, mau berangkat saja baru kita melibatkan Koni, sedangkan dari Dispora Provinsi memang ada bantuan tapi itu hanya pada saat pelaksanaan pemberangkatan, secara seleksi atlit kita mandiri,” ungkap Dahrul.
Masih kurangnya pembinaan atlet-atlet menjadi sorotan yang menunjukkan tingkat kepengurusan dari Dispora maupun Koni Kepri masih sangat kurang untuk pembinaan prestasi olahraga, dimana atlit yang potensial dan berprestasi yang telah dilatih masih minim fasilitas yang diberikan oleh pemerintah membuat pembinaan dan pelatihan atlet menjadi kurang maksimal.
Menurut Dahrul, perlunya pengoptimalan atau sinergitas dari Pemko, Dispora dan Koni guna mendukung kemajuan olahraga, baik dari daya pembinaan, metode latihan, pelatih, sarana dan prasarana serta kerjasama yang jelas untuk memotivasi atlet.
“Kami berharap ada seperti seleksi atau pembinaan terlebih dahulu sebelum para atlit mengikuti kompetisi secara Nasional, karena rata-rata kalau sudah Nasional itu sudah pemain PON atau pemain Asian Games,” ungkap Dahrul.
Ia juga menambahkan bantuan dari Pemprov sudah ada, tapi hanya pelaksanaan saja dan masih kurang sehingga dari perguruan tinggi masih mengeluarkan biaya banyak untuk pemberangkatan. (cw03)