Menu

Mode Gelap
Penduduk Miskin di Kepri 124.96 Jiwa Ansar Temui Mendag RI, Bahas Pengembangan KEK KPBPB di Kepri Kejari Tanjungpinang Eksekusi Uang Korupsi Rp.663.950.000,- dari Tiga Terpidana Berbeda SMPN 65 Batam Berkembang Signifikan, Punya Beragam Ekstrakurikuler 135 Mahasiswa IAI Hidayatullah Batam PKL di Berbagai Lembaga SDIT AS-Salam Makin Maju, Program Unggulan Tahfidz

BATAM

BWS Sumatera IV Perbarui Desain Estuari Dam Busung Tahun Depan

badge-check


					Estuari Dam Teluk Bintan Solusi Atasi Potensi Defisit Air di Batam-Bintan Perbesar

Estuari Dam Teluk Bintan Solusi Atasi Potensi Defisit Air di Batam-Bintan

BATAM (HK) – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Wilayah Sungai (BWS), Sumatera IV, akan memperbarui desain terhadap perencaan pembangunan Estuari Dam Busung di Kecamatan Sri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Tahun 2025, mendatang.

Sebab, Estuari DAM Teluk Bintan di Kabupaten Bintan, merupakan salahsatu Proyek Strategis Nasional (PSN), menjadi solusi jangka panjang untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di Kepri, khususnya di Pulau Batam dan Bintan. Sehingga, konsepnya harus menyesuaikan terhadap kebutuhan, serta dampak ingkungan.

Kepala BWS Sumatera IV, Daniel mengatakan bahwa, hal tersebut dilakukan untuk memperbarui terkait dokumen rencana pengadaan tanah dan pemukiman warga terdampak, atau Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP), dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

“Pembangunan Dam Busung ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku di Pulau Batam, dan Bintan, dalam jangka panjang. Saat ini saja Provinsi Kepri sudah mengalami defisit air baku diatas 2 ribu liter per detik,” kata Daniel, Rabu (6/11/2024).

Daniel juga menjelaskan, pembangunan Estuari Dam Busung membutuhkan lahan seluas 4.700 hektar dengan kapasitas tampung air mencapai 116 juta meter kubik.

“Berdasarkan hasil desain perencanaan kami sebelumnya, pembanguan Estuari Dam Busung membutuhkan anggaran sekitar Rp2 triliun. Namun karena kita memerlukan update, mungkin angkanya bisa naik, terutama dibagian lahan,” kata Daniel.

Daniel menyebutkan, Estuari Dam Busung akan menghasilkan air baku 4 meter kubik atau 4 ribu liter per detik. “Pembangunan DAM Busung rencananya akan dikerjakan oleh kami. Naum terkait pendanaannya belum kita pastikan,” ujarnya.

Pihaknya berharap, pemerintah daerah dapat mendukung proyek pembangunan ini, terutama dalam penyiapan lahan-lahan yang terkena dampak pembangunan Estuari Dam Busung tersebut.

“Untuk proses pembangunannya, kami menunggu hasil update perencanaan tahun depan. Nanti kami akan usulkan anggaran pastinya berapa, estimasi sekitar Rp2 triliun sampai Rp3 triliun. Mudah-mudahan pembangunan Dam ini bisa kita mulai di tahun 2026,” ucapnya.

Saat ditanyakan lebih lanjut perihal jumlah desa dan luas lahan yang terdampak pembangunan Estuari Dam Busung, Kepala BWS Sumatera IV, menyebutkan hal tersebut dapat dipastikan setelah proses pembaruan LARAP rampung.

“Dari hasil LARAP itu nantinya kita mengetahui pasti berapa luas lahan yang terkena dampak pembangunan DAM Busung, baru kemudian dilakukan proses appraisal,” kata Daniel.

“Data jumlah desa yang terkena dampak pembangunan Dam Busung itu sudah ada, namun saya tidak terlalu hafal karena itu kan sudah beberapa tahun yang lalu, sebelum saya bertugas di sini,” kata Kepala BWS Sumatera IV.

Daniel menjelaskan, proyek Estuari DAM Teluk Bintan membutukan lahan seluas 5.600 hektar dengan kapasitas tampung air mencapai 256 juta meter kubik. Nantinya, bendungan tersebut akan menghasilkan air baku sebanyak 10 meter kubik atau 10 ribu liter per detik.

“Jadi mulai dari perencanaan, pembebasan lahan, pembangunan fisik bendungan hingga distribusi air baku akan dikerjakan oleh PT Moya. Kami (BWS Sumatera IV) dalam proyek ini bertugas dalam pengawasan dan mengarahkan, terutama terkait alokasi air,” sebutnya.

Daniel menyebutkan, air baku yang dihasilkan bendungan tersebut nantinya tidak hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Pulau Batam dan Bintan, tetapi juga untuk mendukung kebutuhan air di kawasan industri di Batam seperti Kawasan Industri Wiraraja dan Rempang Eco City.

“Nanti pipa-pipanya akan mengikuti jalur jembatan Batam-Bintan yang sudah direncanakan,” ucapnya.

Ia menambahkan, pembangunan Estuari DAM Teluk Bintan dan Estuari DAM Busung di Kabupaten Bintan harus segera direalisasikan.

Sehingga, kebutuhan air baku di Pulau Batam dan Bintan dipastikan dapat terpenuhi hingga 100 tahun ke depan.

“Dana yang dibutuhkan untuk membangun Estuari DAM Teluk Bintan ini mungkin di atas Rp10 triliun, anggarannya itu murni dari pihak swasta,” ujar Daniel.

“Anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun fisik bendungan skaligus Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sehingga air baku yang dihasilkan bisa langsung didistribusikan ke masyarakat. Mudah-mudahan pembangunan kedua bendungan ini bisa dimulai di Tahun 2026,” pungkasnya. (ulc)

Baca Lainnya

SMPN 65 Batam Berkembang Signifikan, Punya Beragam Ekstrakurikuler

14 Januari 2025 - 23:33 WIB

135 Mahasiswa IAI Hidayatullah Batam PKL di Berbagai Lembaga

14 Januari 2025 - 23:27 WIB

SDIT AS-Salam Makin Maju, Program Unggulan Tahfidz

14 Januari 2025 - 23:19 WIB

MAN 2 Batam Diresmikan jadi Madrasah Negeri

14 Januari 2025 - 23:10 WIB

Ansar Tinjau Lokasi Longsor di Tiban Koperasi Batam

14 Januari 2025 - 21:36 WIB

Gubernur Kepri Ansar Ahmad meninjau langsung lokasi longsor yang di Tiban Koperasi, Sekupang, Batam.
Trending di BATAM