TANJUNGPINANG (HK) — Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), melakukan perbaikan pelabuhan Letung di Kecamatan Jemaja, Kabupaten Anambas dengan total anggaran sekitar Rp14 miliar.
“Anggaran rehab pelabuhan ini bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) APBN 2024,” sebut Kepala Dishub Kepri, Junaidi pada Rabu (8/5/2024).
Lanjut Junaidi, proyek tersebut sudah dilelang sejak bulan Desember 2023 kemaren, dan mulai dikerjakan pada bulan Maret 2024.
Saat ini sudah 60 persen material proyek tiba di lokasi pengerjaan, dan secara keseluruhan akan tiba di akhir Juni 2024.
“Pengerjaan perbaikan pelabuhan Letung ditargetkan rampung 8 Oktober 2024,” ungkap Junaidi.
Junaidi menyebutkan, kegiatan perbaikan pelabuhan Letung, antara lain penguatan tiang pelabuhan, perapian jalan, serta penerangan listrik melalui solar panel sel sebanyak 20 titik.
Junaidi menyatakan, alasan pihaknya fokus memperbaiki, pelabuhan tersebut karena pelabuhan itu sudah diserahkan Kemenhub kepada Pemprov Kepri, melalui serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D) pelabuhan pengumpan regional meliputi pelabuhan Letung, pelabuhan Dabo Singkep (Kabupaten Lingga) dan pelabuhan Teluk Sasah (Kabupaten Bintan).
Namun demikian, pihaknya saat ini sedang menunggu penyerahan aset pelabuhan Letung, dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), karena merupakan aset milik negara yang nilainya dihitung oleh Kemenkeu.
“Kalau untuk penandatanganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) dari Kemenhub sudah selesai,” ujar Junaidi.
Setelah serah terima aset dari Kemenkeu, kata Junaidi, Dishub Kepri akan menempatkan sejumlah personel unit pelayanan teknis (UPT) pengelola pelabuhan Berhala yang dikepalai oleh Kepala UPT untuk wilayah kerja Natuna dan Anambas.
Junaidi mengatakan, pelabuhan Letung juga memiliki potensi lahan kosong seluas 3.800 meter persegi di sisi darat. Rencananya lahan itu akan dioptimalkan untuk area penumpukan kontainer maupun barang-barang yang singgah di pelabuhan Berhala.
“Akan kita cor dan bisa digunakan untuk fasilitas publik,” ucapnya.
Junaidi menjelaskan, pelabuhan Letung merupakan pelabuhan pengumpan regional, baik untuk penumpang dan barang-barang. Pelabuhan itu banyak disinggahi kapal-kapal besar, seperti KM Bukit Raya, kapal perintis, tol laut hingga kapal antar kabupaten/kota di Kepri sampai ke Sintete, Provinsi Kalimantan Barat.
Pelabuhan Letung sangat potensial dari segi ekonomi makro, apalagi dalam waktu dekat akan ada dua perusahaan minyak dan gas (migas) yang akan beroperasi di wilayah Letung, sehingga mereka tentu butuh pelabuhan untuk pengiriman kru dan material menuju lokasi pengeboran migas.
“Kalau di pelabuhan Matak sudah sibuk, makanya kita tawarkan pelabuhan berhala dengan kedalaman yang cukup dan fasilitas memadai untuk mendongkrak perekonomian di Letung,” tutupnya. (ant/per)