Oleh : Sulfikar Amir Associate Professor program sosiologi, Nanyang Technological University
“IT is almost as if the founders of Brasília, rather than having planned a city, have actually planned to prevent a city.” (Alih-alih merencanakan kota, para pendiri Kota Brasilia seakan-akan justru menghasilkan perencanaan untuk menghindari sebuah kota). Ini ungkapan yang ditulis James Scott, antropolog terkemuka dari Yale University tentang ibu kota Brasil dalam bukunya yang terkenal, Seeing Like a State: How Certain Schemes to Improve the Human Condition Have Failed.
Brasilia resmi menjadi ibu kota negara Brasil pada 1960. Kota seluas 5,802 km persegi itu menggantikan Rio de Jeneiro yang telah menjadi ibu kota sejak pemerintah kolonial Portugis pada abad 18. Berstatus sebagai ibu kota pemerintah federal, Brasilia berpenduduk nyaris 5 juta jiwa. Kota itu didesain dan dibangun sebagai pusat administrasi dan keputusan politik pemerintah Brasil. Seluruh proses perencanaan dan perancangan Brasilia sebagai ibu kota negara didasari visi modern yang merefleksikan cita-cita para elite politik Brasil saat itu.