BANDUNG (HK) – Untuk mengurangi tren fast fashion, Second Not Second (SNS) pun hadir untuk membuat produktivitas fesyen menjadi seimbang.
Event yang menjual barang-barang preloved dan barang clearance untuk brand lokal ini pun kembali hadir di Bandung untuk yang ketiga kalinya.
Uniknya di event Second Not Second ini, para founder Inarovi, Uthie, dan Rimma berkomitmen barang-barang yg dikumpulkan di event ini bukanlah berasal dari “limbah fashion” yang tidak jelas pemiliknya.
“Melalui event ini juga ingin membuat penjual senang, barang-barang pribadinya (high-end brand atau local brand) yang semula sudah tidak lagi terpakai atau mubadzir di dalam lemari, menjadi bermanfaat untuk peminat baru nya,” kata Ina saat ditemui di Ayakan Rumah Rasa, Jalan Citarum, Sabtu (2/9/2023).
Ina Rovi mengatakan kegiatan yang sudah dilakukan untuk yang ketiga kalinya ini menggaet 43 kolaborator dari publik figur dan influencer dengan jumlah ribuan produk yang sudah terkurasi.
“Produk yang terjual sudah melalui proses kurasi, mulai dari baju, tas, sepatu, semua dijual dalam kondisi 95 persen layak. Harapan pembeli senang mendapatkan barang yang di idamkan dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.
Rimma pun menegaskan jika barang yang dijual ini bukanlah barang buangan yang tidak ada nilainya.
Minat pembeli yang datang pun cukup tinggi karena SNS memanfaatkan jastipers dan menjual produknya juga secara live. “Tiap jastipers itu beda-beda ya biasanya mereka bisa membeli barang dengan range harga mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 20 juta,” ucapnya.
Pembeli pun tidak hanya datang dari wilayah Bandung saja dilakukan penjualan secara hibrid, produk yang dimiliki publik figur ini bisa didapatkan oleh seluruh pelanggan di berbagai wilayah di Indonesia. “Sampai saat ini peminat utama masih baju, lalu tas juga sepatu,” kata Rimma.
Sementara itu Uthie berharap dengan adanya event SNS ini masyarakat bisa teredukasi untuk sustainable fesyen dimana dari kebisaan fast fashion bisa berubah ke slow fashion.
Sumber: Tribun Jabar