LINGGA (HK) — Dalam rangka perayaan HUT Kabupaten Lingga yang ke-20, berbagai penampilan dari sanggar-sanggar Kabupaten/kota, termasuk yang berasal dari kecamatan, turut meramaikan malam puncak acara syukuran. Salah satunya adalah Sanggar Bias Gerhana, yang merupakan perwakilan dari Kecamatan Posek.
Winda Karina S.Sn, selaku penata tari di Sanggar Bias Gerhana, menyampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Ia menekankan bahwa Kecamatan Posek merupakan salah satu kecamatan yang cukup jauh di Kabupaten Lingga.
Dalam wawancara dengan media, Winda menjelaskan bahwa tarian Tumbuh yang mereka persembahkan terinspirasi dari motif tudung Manto Khas Kabupaten Lingga.
Setiap motif dalam kain tudung manto memiliki simbolisme bagi konsep kehidupan orang Melayu.
Tarian Tumbuh ini juga mengandung falsafah atau filosofi pada salah satu motif tudung manto, yaitu motif “bunga kangkung”.
Motif ini memiliki arti dan makna bagi masyarakat Melayu Daik, sebagai tanaman yang tidak mudah mati dan cepat tumbuh serta berkembang dengan pesat.
“Tanaman kangkung dapat hidup di berbagai lingkungan, seperti rawa-rawa, sungai, ladang, dan sawah, karena memiliki akar yang kuat,” jelas Winda.
Oleh karena itu, pengkarya menciptakan cuplikan perjalanan perempuan dari masa peradaban hingga saat ini, yang dikemas dalam bentuk karya tari baru.
Dalam kesempatan ini, Winda juga menyampaikan harapannya agar seni tari dan seni lainnya terus berkembang di Kabupaten Lingga, sehingga tidak tergerus oleh zaman yang terus berubah dengan cepat.
Winda Karina S.Sn merupakan anak daerah lulusan seni tari ISI pandangpanjang yang kini menempuh pendidikan S2 jurusan Humanitas dengan kampus yang sama.
Saat ini, ia tengah melanjutkan pendidikan tingkat S2 di bidang Humanitas di institusi yang sama. Winda menyoroti keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat berpotensi di Kabupaten Lingga, dan ia menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi tersebut untuk kemajuan daerah, demikian diungkapkan oleh Winda.