BATAM (HK) – Seorang pria asal Bengkalis, Santok, kini terlantar di Temiang, Batam. Santok yang sudah berada di Batam selama satu minggu mengaku tidak memiliki tempat tinggal tetap setelah meninggalkan kost teman yang tidak dapat dihubungi.
Santok menjelaskan bahwa ia diajak ke Batam oleh temannya namun tidak diperbolehkan membawa identitas apapun, seperti KTP.
Selain itu, Santok juga mengalami masalah dengan keluarganya di Bengkalis yang mengusirnya tanpa memberikan kesempatan untuk membawa identitas. Santok mengungkapkan keputusasaannya.
“Udah nasib gue di sini, mau mati matilah, gue udah pasrah. Apapun yang gue pengen, walaupun ga tercapai, udah takdir gue. Gue kesini ga bawa apa-apa, gue ga bikin kejahatan. Kalau mau ambil organ gue, ambillah, karena udah takdir gue,” ungkapnya.
“Sedihnya gue di sini cuma satu, gue enggak dapat kerja, kalau memang mau mati di tengah jalan juga enggak papa,” tambahnya.
Santok adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
Ia mengaku tidak ingin kembali ke Bengkalis dan berharap bisa bekerja serta mencapai kesuksesan di Batam.
Namun, ketidakmampuannya untuk memperoleh pekerjaan terkendala oleh kurangnya identitas.
Saat ini, Santok berharap mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan dukungan yang diperlukan. (cw01)