Menu

Mode Gelap
Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan Desak Bawaslu usut Tuntas Dugaan Politik Uang, AMPP Anambas Akan Gelar Aksi Damai Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU 165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras James Harden catatkan 3.000 tripoin di NBA

BERITA TERKINI

Sukses di Pekan Kebudayaan Aceh, UMKM Alami Peningkatan Omzet

badge-check


					Pelaku UMKM Bilidroe di Pasar Kuliner Tradisional PKA-8, Senin, (6/11/2023). Foto: Disbudpar Aceh Perbesar

Pelaku UMKM Bilidroe di Pasar Kuliner Tradisional PKA-8, Senin, (6/11/2023). Foto: Disbudpar Aceh

BANDA ACEH (HK) — Pengusaha dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melaporkan bahwa pendapatan penjualan mereka meningkat ketika mereka membuka stan di pasar tradisional selama Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8 di Taman Sulthanah Saifiatuddin Banda Aceh.

“Selama PKA omzet usaha kami meningkat sampai Rp1 juta per hari, kalau hari biasanya di bawah itu,” kata pelaku UMKM kue kering khas Aceh di arena PKA 8, Lisa, di Banda Aceh, Kamis (10/11/2023).

Kue tradisional yang ditawarkan di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) termasuk dodol, kue boi, dan kamaloyang, semuanya diproduksi secara lokal di wilayah Kabupaten Aceh Besar.

Lisa menyampaikan harapannya bahwa melalui PKA-8, UMKM di Aceh dapat terus berkembang dan menjadi platform yang memungkinkan para pelaku usaha kecil memasarkan produk mereka dengan lebih luas di Aceh.

“Kami berharap dengan sisa kegiatan PKA-8 yang beberapa hari lagi ini bisa terus meningkatkan pendapatan kami,” ujarnya pula.

Ulfa, seorang pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang anyaman, turut membagikan pengalamannya serupa. Dia menyatakan bahwa dirinya berhasil mengumpulkan pendapatan sekitar Rp2 juta per hari selama berpartisipasi dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2023.

Pengunjung terus membanjiri stan milik Ulfa sejak hari pertama acara. Produk unggulannya adalah anyaman berbahan dasar bak bili (pohon bili), seperti tas, dekorasi rumah, tampah, gantungan kunci, vas bunga, dan lainnya.

Ulfa menawarkan berbagai produk dengan rentang harga mulai dari Rp15 ribu hingga tertinggi, yakni anyaman kaligrafi dijual seharga Rp1,5 juta per satu set tulisan Allah dan Muhammad.

Selain berjualan, Ulfa juga aktif melakukan demonstrasi produk dan memberikan edukasi kepada pengunjung stan mengenai proses pembuatan anyaman dari bahan pohon bili.

“Sejauh ini peminat yang paling banyak membeli adalah home decoration dari kalangan ibu-ibu, sedangkan anak-anak muda lebih tertarik dengan gantungan kunci,” kata Ulfa lagi.

Nuraini, seorang penjual kerajinan tangan berbahan baku rotan dari Aceh Besar, juga menyampaikan bahwa omzet penjualannya meningkat hingga 80 persen dari hari-hari biasanya.

Dalam keterangan Nuraini, berbagai produk anyaman rotan yang ditawarkannya meliputi tudung saji, tas rajut, topi, bingkai cermin, dompet, keranjang, dan beberapa hiasan dinding.

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, sebuah event empat tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh, berlangsung dari 4 hingga 12 November 2023.

PKA ini melibatkan 23 kabupaten/kota di Aceh, dengan total peserta mencakup 4.829 seniman dan budayawan, 117 peserta pameran, 23 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), 23 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 72 perajin dan pedagang produk tradisional Aceh, serta 1.109 tenaga kreatif.

Sumber: Antara News

Baca Lainnya

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Pemko Tanjungpinang Perkuat Germas untuk Kesehatan Masyarakat

2 Desember 2024 - 17:03 WIB

Perusahaan Tambang Pembayar Pajak Daerah Natuna Bertambah

2 Desember 2024 - 15:50 WIB

Trending di BISNIS