TANJUNGPINANG (HK) – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjungpinang membenarkan, bahwa wanita yang nekat terjun dari Jembatan Dompak adalah mahasiswinya, Mariyana (23).
Namun, pihak kampus juga membantah, aksi nekat Maryana disebabkan tekanan skripsi yang belum selesai.


Ketua STIE Pembangunan, Charly Marlinda, mengatakan, Mariyana merupakan mahasiswa semester akhir di kampus tersebut namun ia menegaskan akibat skripsi yang belum siap sebagai penyebab Mariyana nekat terjun adalah tidak benar.
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa pihak kampus uga prihatin dan sedih atas kejadian ini. Dan saat ini , Mariyana dikatakan masih dalam pemulihan dan mengalami trauma psikologis.
“Saat ini, Mariyana masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Tanjungpinang akibat cedera di bagian pinggul dan masih mengalami gangguan mental,” ujar Charly Marlinda, pada media Kamis (13/03/2025).
Namun mengenai Mariyana stres karena skripsi hingga nekat terjun dari jembatan setinggi 10 meter itu Marlinda membantah.
Berdasarkan penelusuran internal kampus, lanjutnya, insiden ini lebih dipicu oleh masalah pribadi yang dialami Mariyana.
“Kami sudah mengkonfirmasi dengan teman-temannya. Korban memiliki masalah pribadi yang cukup berat, yang tidak bisa kami ungkapkan lebih jauh. Ini juga bukan kali pertama dia mencoba bunuh diri,” jelas Marlinda.
Marlinda juga mengungkapkan, bahwa sebelum kejadian ini, Mariyana juga pernah bercerita kepada dosen pembimbing tentang keinginannya untuk mengakhiri hidup.
“Saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2023, ia sempat mengungkapkan perasaan yang sama karena tekanan hidup yang dialaminya,” ujar Marlinda.
Terkait skripsi, Marlinda menjelaskan bahwa Mariyana memang sempat mengajukan judul skripsi sebanyak dua kali, tetapi tidak melanjutkan bimbingan secara konsisten.
Pengajuan pertama jelasnya, dibatalkan karena Mariyana harus merawat ibunya yang sakit. Setelah enam bulan tanpa komunikasi, SK bimbingannya kedaluwarsa.
Pengajuan kedua dilakukan pada September 2024, namun kembali tidak ada tindak lanjut hingga mendekati kadaluarsa pada Maret 2025.
“Kami memiliki aturan bahwa jika dalam enam bulan tidak ada progres atau komunikasi, SK bimbingan akan kadaluarsa. Ini berlaku untuk semua mahasiswa,” terang Marlinda.
Sebagai bentuk kepedulian, STIE Pembangunan akan memberikan dispensasi akademik untuk Mariyana serta dukungan pendampingan psikologis dan psikiater.
“Sebagai keluarga besar, kami bertanggung jawab untuk mendukung Mariyana agar bisa kembali bersemangat menyelesaikan studinya,” tegas Marlinda.
Ia juga mengimbau mahasiswa lain untuk tidak ragu berbagi cerita jika mengalami kesulitan, baik dalam akademik maupun kehidupan pribadi.
“Kami di sini adalah keluarga. Tidak ada masalah yang tidak bisa dicari solusinya bersama,”pungkasnya (nel)