BATAM (HK) – Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait optimis tahun ini sudah bisa memindahkan sebagain warga yang terdampak ke hunian baru.
“Tim menargetkan, September 2024 sebagian warga sudah bisa menempati rumah baru di Tanjung Banon. Target antara 94 – 100 Kepala Keluarga,” ujar Tuty melansir dari laman BP Batam, Jumat, (19/4/2024).
Untuk mengetahui wujud rumah baru tersebut, masyarakat bisa melihat 4 rumah contoh yang sudah selesai dibangun, lengkap dengan tandon air bersih kapasitas air 2 meter kubik dan listrik yang sudah terpasang sejak 6 April 2024.
Secara fisik, rumah layak huni yang disediakan pemerintah yaitu tipe 45 dengan luas tanah 500m2.
Menurut data BP Batam, terdapat 393 KK yang sudah sepakat pindah ke hunian sementara, dan 598 kk sudah berkonsultasi.
Tanjung Banon berada di sisi selatan Pulau Rempang. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari Kota Batam. Secara geografis letaknya di seberang Dapur 3 Sijantung. Hanya saja secara horizontal terpisah lautan dengan Pulau Galang di ujung pantai.
Kondisi kampung tersebut terbilang minim fasilitas. Hanya tersedia satu sekolah dasar negeri, yakni SDN 006. Itupun hanya sampai kelas 3 SD. Untuk jenjang selanjutnya, siswa harus pindah ke sekolah yang berada di Kampung Tua Dapur 6.
Bahkan, daerah tersebut tidak memiliki fasilitas kesehatan berupa Puskesmas. Yang saat ini tersedia adalah Polindes (Pondok Bersalin Desa).
Polindes adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB.
Berbeda dengan Posyandu yang didukung petugas Puskesmas, polindes sangat tergantung pada keberadaan bidan. Hal ini karena pelayanan di polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan.
Berdasarkan penuturan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Tanjung Banon nantinya akan ditata menjadi hunian moderen dengan fasilitas pendukung memadai, sehingga ddiharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup Masyarakat sekitar.
“Ini tidak hanya rumah, tapi juga fasilitas umum, fasilitas sosial, aset jalan akan diperlebar dan diaspal, pelabuhan serta dermaga, sekolah SD, SM, SMA, begitu juga kantor pemerintah, lapangan bola, serta seluruh fasilitas rumah ibadah juga,” papar Kepala BP Batam Muhammad Rudi saat peletakan batu pertama empat unit rumah contoh di Tanjung Banon, Pulau Rempang, Rabu (10/1/2024).
M. Rudi berharap program tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Secara keseluruhan, BP Batam akan membangun sebanyak 961 unit rumah tipe 45 untuk Warga Rempang yang direlokasi.
BP Batam diberikan waktu satu tahun (2024) untuk menyelesaikan 961 unit rumah warga Rempang oleh pemerintah pusat. Rumah tersebut masih senilai Rp. 120 juta per unit dengan mengedepankan rumah Melayu yang otentik.
Percepatan pembangunan hunian tersebut dilakukan dalam rangka realisasi pembangunan PSN Rempang Eco City.
Suharti, warga Sembulang Tanjung yang telah bergeser ke Hunian Sementara Perumahan RCP Batu Aji berharap pembangunan rumah di Tanjung Banon dapat berjalan lancar.
“Harapan saya, semoga pembangunan ini lancar, aman, dan cepat selesai,” harap Suharti.
Hal senada senada juga disampaikan Siti. Dirinya mengaku sangat senang setelah melihat video yang menampilkan rencana pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
“Tidak pernah terbayangkan oleh saya bahwa di Rempang akan dibangun fasilitas seperti itu yang tidak kalah dari apa yang ada di Batam. Sehingga kami yang ada di Rempang tidak perlu jauh-jauh ke Batam untuk merasakannya,” pungkas Siti. (r)