Menu

Mode Gelap
Kapolres Bintan AKBP Yunita Stevani Dengarkan Langsung Keluhatan Masyarakat dallam Jumat Curhat Seekor Buaya Muncul di Pesisir Pantai Desa Teluk Bakau Bintan, Polisi Ingatkan Masyarakat Waspada Tingkatkan Koordinasi, Karutan Tanjungpinang Sambangi Bea Cukai Batam DPRD Kepri Tetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Pengawasan Orang Tua Kunci Lindungi Anak dari Dampak Media Sosial DPRD Tanjungpinang Tetapkan Lis Darmansyah – Raja Ariza sebagai Walikota dan Wakil Walikota

BERITA TERKINI

Sejumlah Pesisir di Kota Batam Dihantam Banjir Rob, Barang Warga Hanyut Terbawa Arus

badge-check


					Ilustrasi masyarakat saat melintasi banjir rob di pemukiman. Foto: Ardiansyah Putra/Ulasan.co Perbesar

Ilustrasi masyarakat saat melintasi banjir rob di pemukiman. Foto: Ardiansyah Putra/Ulasan.co

BATAM (HK) – Sejumlah wilayah pantai di Kota Batam mengalami banjir rob selama tiga hari terakhir. Bahkan, saat pasang air laut, barang-barang milik warga terbawa oleh arus laut.

Contohnya, di daerah Setokok, seorang warga bernama Surep mengakui bahwa banjir rob sering terjadi setiap tahun di wilayah pesisir. Baginya, banjir rob yang terjadi kali ini merupakan yang terburuk dalam dua tahun terakhir.

“Iya paling parah dan berulang selama dua tahun ini,” kata Surep, Selasa, (13/2/2024).

Air laut telah mencapai lantai rumah-rumah warga, bahkan setinggi betis orang dewasa. Ia mengatakan kondisi seperti ini biasanya tidak pernah terjadi sebelumnya.

Menurut perhitungan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan Melayu di pesisir, puncak banjir rob diperkirakan akan terjadi pada Selasa (13/2/2024).

Mereka merujuk pada fenomena yang disebut sebagai ‘toho 30’, yang mengindikasikan bahwa banjir rob terjadi setiap tahun secara berulang. Dalam satu bulan, terdapat dua kali pasang tinggi, yaitu pada tanggal 15 dan 30 dalam kalender Islam.

“Biasanya pasang tinggi itu dari tanggal 30 sampai 3 (kalender hijriah), puncaknya hari ini,” kata Sarep.

Sarep menyatakan bahwa tidak hanya tingginya air laut yang menjadi masalah, tetapi situasi ini semakin diperparah oleh musim angin utara yang menyebabkan angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.

“Kami juga khawatir rumah-rumah akan roboh,” ujarnya.

Mujianto, Ketua RT 03/RW 02 di Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, mengungkapkan bahwa banjir rob yang terjadi pada tahun 2024 ini lebih parah daripada sebelumnya.

Ia menjelaskan bahwa biasanya air laut hanya naik hingga sekitar 10 meter di pesisir, namun kali ini mencapai ketinggian 15 meter.

“Tahun ini lebih parah,” kata Muji.

Dia melanjutkan, saat ini warga masih bertahan di rumah-rumah panggung. “Kami berharap agar tidak ada lagi banjir parah seperti ini. Mitigasi yang kami lakukan hanya sebatas memberi himbauan agar warga selalu waspada,” ungkap Muji.

Mujianto juga menegaskan bahwa banjir rob tidak hanya disebabkan oleh cuaca ekstrem, tetapi juga oleh gelombang tinggi yang diakibatkan oleh lalu-lalang kapal penumpang di depan kampung Tanjung Uma.

“Kami juga sudah minta kepada pihak kapal untuk kecepatan kapal dipelankan ketika melintas dekat kampung ini,” kata dia.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman, mengatakan, banjir rob yang lebih tinggi dari biasanya dipicu karena angin yang cukup kuat, menyebabkan seolah-olah gelombangnya menjadi cukup tinggi.

“Apalagi saat ini juga masih angin utara. Jadi ketika banjir rob, terasa lebih tinggi, dari pada sebelumnya,” kata dia.

Air laut yang dirasa lebih tinggi dari biasanya, menurut Suratman karena efek dari pemanasan global, sehingga ketinggian air laut bertambah.

“Walaupun tambahnya tidak signifikan sekian meter, tapi lama kelamaan tetap naik,” kata dia.

Selain itu, warga yang tinggal di pinggir laut, juga mengalami fenomena terjadinya penuruanan daratan.

“Daratannya turun, air lautnya nambah walaupun satu senti dua senti,” kata dia.

Suratman menjelaskan bahwa banjir rob tidak berlangsung dalam waktu yang lama karena terkait dengan fase putaran bulan. “Yang perlu diwaspadai adalah saat puncak air maksimum bersamaan dengan hujan,” katanya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap banjir rob. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir diminta untuk mengantisipasi terutama dengan menghindari lokasi tersebut sebisa mungkin.

“Kalau bisa agak menjauh dari pesisir. Jika tidak bisa, antisipasi kalau tanda-tanda air pasang maksimum terjadi pas bulan purnama, jarak terdekat anatara bulan dan bumi berbarengan dengan hujan, itu yang harus diwaspadai,” tutupnya. (dian)

Baca Lainnya

Kapolres Bintan AKBP Yunita Stevani Dengarkan Langsung Keluhatan Masyarakat dallam Jumat Curhat

17 Januari 2025 - 17:07 WIB

Kapolres Bintan AKBP Yunita Stevani, saat melaksanakan kegiatan Jumat Curhat bersama masyarakat Desa Teluk Sasah pada Jumat (17/1/2024).

Seekor Buaya Muncul di Pesisir Pantai Desa Teluk Bakau Bintan, Polisi Ingatkan Masyarakat Waspada

17 Januari 2025 - 15:45 WIB

Bhabinkamtibmas Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Brigadir Polisi Heru Prasetyo saat tinjau lokasi guna memberikan dan antisipasi kemunculan buaya dipesisir Pantai Desa binaannya, pada Jumat (17/1/2025).

Tingkatkan Koordinasi, Karutan Tanjungpinang Sambangi Bea Cukai Batam

17 Januari 2025 - 14:41 WIB

Karutan Kelas I Tanjungpinang, Yan Patmos, saat bertemu dan berbincang Kepala Kantor Bea dan Cukai Batam, Zaky Firmansyah di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam pada Jumat (17/01/2025).

DPRD Kepri Tetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

16 Januari 2025 - 20:36 WIB

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri, dr. T. Afrizal Dachlan memimpin rapat penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

Pengawasan Orang Tua Kunci Lindungi Anak dari Dampak Media Sosial

16 Januari 2025 - 20:31 WIB

Kadis Kominfo Tanjungpinang Teguh saat menjadi narasumber dalam dialog pagi RRI Tanjungpinang dengan tema “Penggunaan Media Sosial Anak di Luar Kendali, Perlukah Batas Usia?”, Kamis (16/1).
Trending di BERITA TERKINI