JAKARTA (HK) – Kegagalan Plt. Ketua Umum PPP, Mardiono, dalam membawa partai kembali ke DPR RI memicu kritik keras dari berbagai pihak, termasuk dari Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy.
Rommy menyerukan introspeksi mendalam dari jajaran pengurus DPP PPP, menyebutkan bahwa kegagalan ini menjadi cerminan lemahnya kepemimpinan partai di tingkat pusat maupun daerah.
Menurut Rommy, perolehan suara PPP pada Pemilu Legislatif 2024 menjadi bukti kegagalan tersebut. Dengan hanya mengamankan 5,8 juta suara di DPR RI dan 7,9 juta suara di DPRD, PPP gagal menjaga eksistensinya di Senayan.
“Plt Ketua Umum dan seluruh jajaran DPP harus melakukan taubatan nasuha. Sebagai pemimpin, perlu sikap ksatria untuk mengakui kegagalan ini dan meminta maaf kepada seluruh kader PPP,” tegas Rommy, Minggu (15/12).
Rommy mengungkapkan kekecewaannya atas sikap Mardiono yang belum menunjukkan kesadaran akan kegagalan tersebut. Bahkan, Mardiono disebut masih mempertahankan klaim bahwa dirinya tidak gagal dalam menjalankan tugasnya.
“Sebagai pemimpin, diperlukan keberanian untuk menghadapi kenyataan dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi,” ujar Rommy.
Dia juga menyatakan pentingnya segera menggelar evaluasi mendalam terhadap kepemimpinan Mardiono melalui Mukernas (Musyawarah Kerja Nasional) PPP. “Mukernas harus menjadi momentum bagi partai untuk mengevaluasi kegagalan dalam menakhodai PPP. Plt Ketum saat ini adalah yang terlama dalam sejarah partai, ini jelas kondisi yang tidak sehat,” tambahnya.
Rommy turut menyoroti kegagalan PPP di bawah kepemimpinan Mardiono dalam membangun relasi strategis dengan pemerintah. Menurutnya, saat partai-partai lain berhasil mendapatkan posisi strategis, PPP hanya memperoleh kursi utusan khusus tanpa pengaruh signifikan.
“Presiden Prabowo Subianto bahkan memberikan kepercayaan kepada partai-partai yang sebelumnya tidak mendukungnya di pilpres. Sementara PPP justru tidak mendapatkan apa-apa yang relevan,” katanya. (cnn)