TUBAN (HK) — Terinspirasi oleh kesuksesan Citayam Fashion Week dan Jember Carnival Festival, kelompok relawan Ganjar Ronggolawe telah mengambil inisiatif untuk mengadakan Tuban Fashion Carnival 2023.
Seperti dilansir Republika.co.id, kegiatan fashion show yang diselenggarakan di lapangan Desa Magersari, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, akhir pekan lalu, menjadi magnet bagi pariwisata lokal.
“Untuk fashion show itu kita adakan di festival hari ini. Tujuannya adalah mendorong pelaku seni agar dapat ditampung lalu dikembangkan juga untuk ke depannya,” kata Koordinator Wilayah GP Ronggolawe, Fajar Cahyo, seperti dinukil pada Senin (18/9/2023).
Dia melihat bahwa banyak warga Kabupaten Tuban memiliki minat, bakat, dan bahkan bekerja sebagai desainer, perias, atau model, tetapi belum menggali potensi kreativitas mereka sepenuhnya.
Fajar percaya bahwa mereka memerlukan platform seperti Tuban Fashion Carnival untuk mengekspresikan diri dan meningkatkan keterampilan mereka dalam dunia fashion.
Selain itu, Tuban Fashion Carnival yang digabungkan dengan Festival Tongklek dan bazar Usaha Mikro Kecil Menengah juga memiliki potensi untuk mengembangkan pariwisata.
“Itu arahnya nanti kan untuk mendorong wisata Kabupaten Tuban juga. Jadi, nanti saling bersinergi lah di situ (antara aspek kesenian dan pariwisata),” kata Fajar.
Untuk pelaksanaan awal, relawan GP Ronggolawe menyesuaikan penilaian dalam lomba fashion show agar sesuai dengan tingkat pemula.
“Fashion show ini karena lebih melibatkan (warga) lokal, jadi kita menggunakan standar yang memang bisa diikuti oleh masyarakat di sini. Jadi, untuk kreativitas kostum, make-up dan aksi panggung,” kata salah seorang juri, Bambang Budiono.
Ternyata, kreasi busana yang ditampilkan oleh sebelas kelompok peserta fashion show ini melebihi ekspektasi para juri karena mereka berani bereksperimen.
Banyak model yang mengenakan busana dengan konsep kerajaan tradisional Indonesia, tampil megah dengan mahkota, sayap, dan gaun yang menjuntai.
Kreasi busana dan riasan yang dibuat oleh desainer lokal berhasil memukau penonton yang memadati lokasi acara.
“Ini kita total keseluruhan (peserta) mengangkat tentang budaya. Jadi, yang diharapkan nanti bisa muncul (unsur) budaya-budaya asli Tuban,” ujar Bambang.
Kemeriahan acara ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pariwisata Kabupaten Tuban di masa depan jika mendapatkan dukungan dari semua pihak.
“Kami lebih ingin mengangkat ke wisata. Jadi, dengan memperkuat budaya asli ini nanti harapannya wisata ini bisa tumbuh berkembang sesuai dengan apa yang ada di sini, orisinil yang ada di sini,” katanya.
Sebelumnya, GSI juga mengadakan kegiatan Back to Citayam Fashion Week dan Panggung Kreasi Untuk Musisi Jalanan di Banjir Kanal Timur (BKT), Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan pegiat seni, seperti selebgram, tiktokers, influencer, dan alumni Citayam Fashion Week, serta bertujuan memberikan ruang kreatifitas bagi para musisi jalanan.
Selain penampilan musisi jalanan dan fashion show, kegiatan tersebut semakin meriah dengan adanya berbagai hiburan lain seperti lucky spin dan photobooth 360.
Salah satu peserta dalam kegiatan tersebut, yang juga merupakan alumni Citayam Fashion Week, Bonge, Ale, dan Dilan Bekasi, juga turut serta dalam memeriahkan acara tersebut.
Eka Satria Saputra, yang dikenal sebagai Bonge, menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan kesempatan bagi musisi jalanan untuk berkembang dan memperkuat ikatan sosial dengan masyarakat yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
“Seru dan rame, acara ini juga bagus bisa menghibur banyak orang terutama yang tinggal di sekitaran sini, ya,” ucap Bonge.