BATAM (HK) – Salah satu perusahaan konveksi terbesar di Batam, PT Bintan Bersatu Apparel (BBA), memutuskan untuk menutup usahanya.
Penyebabnya adalah penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor. Sebanyak 1.200 pekerja akan dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kabar tutupnya perusahaan ini sebenarnya sudah terdengar dari tahun 2022 lalu. PT BBA juga sudah mulai melakukan pengurangan karyawan sejak saat itu.
PT BBA merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian wanita, T-Shirt katun, dan pakaian bayi. Produk-produknya diekspor ke Amerika Serikat, Jerman, dan Singapura.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam Rudi Sakyakirti membenarkan kabar tutupnya PT BBA. Ia mengatakan, perusahaan tersebut akan beroperasi hingga akhir Januari untuk menyelesaikan pesanan-pesanan terakhir dan hak-hak karyawan.
“PT BBA akan tutup karena tidak ada lagi pemesanan dari negara tujuan ekspor. Ini merupakan dampak ekonomi global,” kata Rudi, Rabu (10/1/2024).
Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Tjaw Hioeng mengatakan, saat ini industri konveksi tengah lesu. Ia mencontohkan, industri solar panel tengah booming dan menggeser permintaan terhadap industri kain.
“Dinamika industri di dunia memang terus berubah. Saat ini industri konveksi tengah tergerus demandnya, karena trend fashion yang dinamis,” ujar Tjaw.
Penutupan PT BBA akan berdampak besar bagi perekonomian Batam. Perusahaan tersebut menyerap sekitar 1.200 karyawan. PHK massal ini akan menambah jumlah pengangguran di kota ini.
Pemerintah Batam akan memberikan bantuan kepada karyawan PT BBA yang di-PHK. Bantuan tersebut berupa pelatihan keterampilan dan bantuan sosial. (dian)