TANJUNGPINANG (HK) — Sejumlah petani di Kepulauan Riau banyak mengeluh terkait melambungnya pupuk di tanah segantang lada.
Tak hanya itu, salah satu kendala yang dihadapi para petani di Kepri, umumnya adalah keterbatasan pupuk subsidi yang diterima oleh petani dari pemerintah.
Lalu, distribusi pupuk ke petani kadang tidak tepat waktu.
Saat musim tanam tiba, pemerintah daerah kadang belum mendistribusikan, dengan berbagai kendala. Bila membeli pupuk nonsubsidi, harganya selangit.
Kendala lainnya, petani mandiri, tidak masuk dalam kelompok tani atau poktan, mereka tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi.
Mestinya, di Kepri dibuat koperasi, khusus menjual pupuk subsidi dengan harga murah dibandingkan dengan harga nonsubsidi. Tujuannya, supaya petani mandiri, bisa menikmati pupuk murah dari pemerintah.
Untuk mengatasi stok pupuk subsidi ke petani, pemerintah memutuskan untuk menaikkan kuantum pupuk pada anggaran tahun 2024 dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/2/2024).
“Diputuskan dalam ratas, atas arahan Bapak Presiden, keputusan Bapak Presiden jumlah kuantum pupuk dari anggarannya tahun 2024 4,7 juta ton dinaikkan menjadi 9,55 juta ton tahun 2024,” ujar Amran.
Dengan adanya penambahan ini, kata Mentan, para petani tak perlu risau akan ketersediaan pupuk karena saat ini dalam kondisi cukup. Ia pun berharap agar petani dapat fokus untuk meningkatkan produktivitas guna mewujudkan swasembada pangan.
“Ini kabar baik, kabar untuk petani, seluruh petani Indonesia. Insya Allah petani tidak usah lagi risau, khawatir dengan pupuk,” ujarnya.
Terkait ketersediaan beras, Mentan memperkirakan akan ada penambahan pasokan seiring dengan panen raya pada beberapa bulan mendatang.
“Tanaman kita di bulan Desember, Januari, Februari itu kurang lebih di atas satu juta hektare. Artinya apa? Produksinya itu 3,5 juta ton diperkirakan di bulan Maret, kemudian bulan April dan Mei itu di atas daripada kebutuhan, jadi Insya Allah aman,” ujarnya.
Amran menegaskan, pihaknya juga terus berupaya untuk mengurangi dampak dari El Nino terhadap sektor pertanian.
“Kita melakukan akselerasi tanam dengan melakukan pompanisasi di Pulau Jawa, memompa air sungai yang ada, seperti Jawa timur, Sungai Bengawan Solo, Cimanuk dan seterusnya, kita pompa ke sawah-sawah, upload, sawah-sawah tadah hujan itu kita pompa naik. Itu strategi untuk memitigasi risiko El Nino. Kemudian, yang kedua adalah kita optimalisasi lahan rawa yang IP-nya itu hanya satu kali, kita jadikan dua kali dan tiga kali,” tandasnya.
Ketua Poktan Harapan Jaya Dompak, Tanjungpinang Ketimun berharap agar ada penambahan pupuk subsidi, terkait adanya penambahan kuota pupuk subsidi dari pemerintah daerah.
”Alhamdulillah, sekarang pemerintah daerah terus mendukung sektor pertanian dan kami petani sangat berterima kasih,” katanya. (gtv/eza)