MAKASSAR (HK) — Asal-usul nama Pantai Losari di Makassar masih menjadi misteri dengan berbagai versi yang tersebar, dan beberapa di antaranya kurang dikenal.
Salah satu keterangan menyatakan bahwa nama “Pantai Losari” diberikan oleh pemilik kavling tanah di wilayah Pantai Losari pada masa lampau.
Terdapat versi lain yang memberikan pandangan yang berbeda terkait asal-usul nama Losari, namun hingga saat ini, tidak ada catatan resmi yang dapat memastikan kebenaran cerita tersebut.
Tiga versi asal-usul menjadi penamaan Pantai Losari. Dalam versi pertama, dosen Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin, Dias Pradadimara, menjelaskan bahwa tempat yang kini dikenal sebagai “Pantai Losari” awalnya hanya merupakan pantai tanpa nama Losari.
Selain itu, nama Losari, yang kini merujuk pada pantai, dulunya adalah nama sebuah tanah kavling yang disebut kavling Losari.
Kavling ini terletak di sekitar pantai pada masa itu, atau lebih tepatnya di Jalan Datu Museng.
“Losari sendiri itu nama lokasi, nama tanah. Jadi tanahnya letaknya di Datu Museng, trus ada Taman di situ. Nah daerah situ namanya tanah losari. Nah, karenanya kemudian disebut pantai Losari,” tutur Dias pada Selasa (15/11/2023).
Dias menjelaskan bahwa tanah kavling tersebut sudah ada sejak abad ke-19. Pada tahun 1930-an, pemerintah memutuskan untuk membeli tanah tersebut.
“Sebenarnya mau beli banyak, tapi tidak punya uang. Maka dari itu, Losari saja,” kata dia.
Dias menyebut nama Losari ini tidak memiliki makna atau filosofi khusus. Sebab, nama Losari sendiri dibuat oleh tuan tanah kavling itu.
“Tidak ada (makna). Kasi nama saja sembarang, tergantung yang punya mau kasi nama apa,” tuturnya.
Kendati tidak memiliki filosofi khusus, namun ia menyebut nama “Losari” merupakan bahasa Jawa. Meski demikian, ia tetap yakin kalau pemilihan nama “Losari” ini tidak ada dasarnya.
“Memang betul dari bahasa Jawa, tidak ada bahasa Makassar kalau Losari. Tapi filosofinya tidak ada itu,” kata Dias.
Penjelasan terkait asal-usul nama Losari ini juga dijelaskan dalam buku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa “Jelajah Kota Anging Mammiri” oleh Muhammad Randhy Akbar.
Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa sejumlah masyarakat kerap menyebut nama Losari berasal dari kata los dan ari.
Dalam bahasa Jawa, los artinya tempat berjualan dan ari berarti pembungkus atau penyuplai. Pemaknaan itu sesuai dengan pemanfaatan sepanjang Pantai Losari berdiri, yakni sebagai tempat orang-orang berjualan.
Masih dalam buku yang sama, dijelaskan bahwa nama Losari juga kemungkinan berasal dari kata Rosario. Dahulu kala, pantai ini kerap dikunjungi oleh biarawati dan pastor.
Mereka yang berkunjung mengalungi lehernya dengan rosario. Hal itulah kemungkinan menjadi alasan pusat wisata Kota Makassar tersebut diberi nama Losari.
Sumber: DetikTravel