Menu

Mode Gelap
Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan Desak Bawaslu usut Tuntas Dugaan Politik Uang, AMPP Anambas Akan Gelar Aksi Damai Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU 165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras James Harden catatkan 3.000 tripoin di NBA

BATAM

Pemuda dalam Menyukseskan Pemilu 2024

badge-check


					Asra Oktaviandi Perbesar

Asra Oktaviandi

Komisi pemilihan umum (KPU) telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) yang jumlahnya 204.807.222. Melansir Republika, berdasarkan hasil rekapitulasi (DPT) mayoritas pemilih pemilu 2024 didominasi oleh pemilih melenial dan generasi Z. “Sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih dari generasi milenial,” kata Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT di kantor KPU, Jakarta, Minggu (2/7/2023).

Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994. Sedangkan pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024.Ada Adapun sebutan generasi Z merujuk pada orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih (Katadata.co.id).

Besarnya suara pemilih pada kelompok pemilih muda (Generasi Z dan Milenial), peran kelompok ini menjadi penting untuk menentukan nasib pemilu dan demokrasi bangsa. Momentum ini seharusnya mendorong para pemuda untuk aktif berpartisipasi dalam Pemilu. Tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai penyelenggara, pemantau, atau mensosialisasikan pentingnya pemilu bagi masa depan bangsa.

Semangat yang masih membara, keterlibatan aktif pemuda di kepemiluan akan memberikan pengalaman berharga dan pengetahuan empiris dan teknis seputar pemilu dan demokrasi. Pemuda menjadi investasi masa depan maka penting pendidikan kepemiluan bagi pemuda, memasuki 1 abad Indonesia pada 2045 para pemuda inilah yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Pemuda menjadi kelompok paling banyak bersentuhan dengan teknologi informasi. Hal itu karena sejatinya pemuda sangat terbuka dengan hal-hal baru dan kebaruan (open minded). Salah satu contohnya adalah penggunaan teknologi informasi pada media sosial.

Puslitbang Kominfo mencatat pada tahun 2018, 97,5% pemuda menggunakan media sosial. Dengan banyak penggunaan teknologi informasi di kalangan pemuda, diharapkan akan lebih banyak menghasilkan terobosan dan inovasi tentang kepemiluan. Penggunaan media sosial yang masif dengan konten – konten yang kreatif pun akan meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu 2024.

UU RI no. 40 tahun 2009 menyebutkan sifat pemuda yaitu kritis, idealis, inovatif, futuristik, dan progresif. Tulisan ini akan memberi perspektif dari UU RI No.40 Tahun 2009 pasal 6 tentang kepemudaan terhadap suksesnya pemilu 2024.

Pemuda memiliki kecerdasan terhadap situasi. Sifat kritis pemuda diperlukan untuk mendukung proses pemilu yang berkualitas. Sikap kritis pemuda bisa memberi masukan bagi KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu atau terlibat langsung dalam kedua lembaga tersebut. Sifat kritis menurut SL Harjanta, pemuda harus tahu siapa yang akan mereka pilih, mengetahui visi misi kandidat maupun partai politik, dan mengetahui rekam jejak kandidat. Mengenai rekam jejak, pemilih harus tahu apakah pemilih memiliki integritas dan pernah memperjuangkan kepentingan pemuda atau tidak.

Sifat kritis berikutnya, pemuda datang ke TPS mengunakan hak suaranya, pemilih harus mengawasi kinerja kandidat yang berhasil terpilih. Sifat kritis pemuda juga menjadi kekuatan. Hal itu dikarenakan pemuda tidak mudah menerima informasi begitu saja, sehingga dalam waktu menjelang Pemilu 2024 konten-konten hoax tentang pemilu tidak akan berpengaruh terhadap pemuda.

Sifat idealis menjadi benteng pertahanan terakhir bagi pemuda seperti kata Tan Malaka “idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”. Idealis tidak hanya percaya dengan apa yang mereka yakini, tetapi juga memperlihatkannya melalui tindakan, seperti menolak politik uang, tidak mudah diiming-imingi dengan apapun dan ditarik ke politik SARA.

Menurut Eko Suwanto, ketua komisi A DPRD DIY membeberkan hasil survey bagaimana perilaku milenial dari hasil penelitian yang dilakukan. Ada beberapa temuan menarik meski perilaku pemilih tidak banyak berubah. Ada pemilih idealis, ada harapan perbaikan lima tahun ke depan. 

“Sehingga money politics, politisasi SARA tak laku di kalangan anak muda. Mereka pilih kampanye yang happy, berikan harapan di masa datang, misalnya bagaimana akses terhadap ruang terbuka di Yogyakarta,Ini jadi bagian diskusi kaum muda,” kata Eko Suwanto, Rabu (4/10/2023) (RRI.co.id). sifat idealis pemuda ini akan menghasilkan pemilu yang berintegritas, dan antisipasi terhadap perpecahan antar anak bangsa.

Kemudian, sifat pemuda yang inovatif. Peran pemuda menjadi vital dalam menyukseskan pemilu 2024, baik sebagai penyelenggara pemilu, pengawas, pemilih ataupun pesarta dalam kontestasi. Sifat inovatif pemuda tidak hanya terbatas pada penggunaan sistem informasi dan konten-konten media sosial. Lebih dari itum sifat inovatif pemuda juga akan mempengaruhi kebijakan dan aturan tentang pemilu sehingga menghadirkan ide-ide yang lebih segar.

Pemuda memiliki kecendrungan pandangan progresif dan ingin menciptakan perubahan. Mereka dapat menjadi agen perubahan di semua lini kehidupan. Sejarah telah mencatat begitu banyak perubahan dan peristiwa yang telah terjadi karena gerakan dan pola pikir progresif pemuda.

Sebut saja peristiwa sumpah pemuda pada 1928, kemerdekaan RI pada 1945, peristiwa 1966, reformasi 1998, dan masih banyak lagi. Tidak hanya dalam sruktur politik, tetapi juga di bidang ekomomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan banyak lagi. Untuk pemilu 2024, pemuda harus dan wajib terlibat mendorong kesadaran pemilih akan pentingnya pemilu untuk keberlangsungan bangsa. Pemuda sering kali aktif memobilisasi masyakat untuk terlibat dalam pemilu melalui gerakan di masyarakat atau menggunakan platform media social.

Sifat pemuda berikutnya yaitu futuristik. Menurut Fory Armin Naway, cara berfikir futuristik yaitu tentang pikiran, tindakan, bahkan idealisme dan spirit tentang masa depan. Lebih lanjut menurut Fory, “meski demikian, satu hal yang pasti, bahwa futuristik sebagai sebuah konsep tentang masa depan, tidak lantas mengabaikan aspek-aspek historis yang berbasis masa lalu dan kekinian, melainkan menjadi sebuah rangkaian mata rantai yang tak terputus.”

Bahkan, boleh disebut, faktor-faktor tentang masa lalu dan aspek yang berbasis kekinian, tetap menjadi fondasi hingga melahirkan ide, gagasan dan konsep yang berbeda dan terkesan unik. Pola pikir futuristik pemuda dapat membaca dinamika kemarin dan saat ini sebagai pedoman untuk terus beradaptasi di masa yang akan datang.

Dengan adanya cara pandang futuristik pada pemuda, maka pemilu dan output yang dihasilkan akan terus berorientasi pada masa depan, tetapi tidak melepaskan landasan historis sebagai sebuah rangkaian yang utuh dari perjalanan bangsa. Dari desain pemilu yang futuriristik maka output dari pemilu akan terus membawa Indonesia menuju demokrasi yang hakiki.

Penulis: Asra Oktaviandi

Baca Lainnya

MAN 2 Batam Sabet Juara 3 di Turnamen Futsal Istana Sport Cup 2024

11 Desember 2024 - 15:53 WIB

BP Batam Raih Prestasi Sangat Baik, Indeks Perencanaan Pembangunan Nasional

11 Desember 2024 - 14:21 WIB

Kepala BP Batam Optimistis Terminal 99 Mampu Perbaiki Kualitas Layanan Penumpang

11 Desember 2024 - 13:56 WIB

42 KK Tempati Rumah Baru Tanjung Banun

4 Desember 2024 - 11:41 WIB

Hadiri RDP Lanjutan, BP Batam Laporkan Pencapaian Kinerja dan Rencana Pengembangan Batam

4 Desember 2024 - 11:39 WIB

Trending di BATAM