JAKRATA (HK) – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tak akan mundur dari kabinet pemerintahan meski kini partainya sudah berbeda pilihan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Hasto menuturkan perbedaan sikap politik partainya dengan Jokowi saat ini tak akan membuat menteri-menteri PDIP tidak profesional. Dia menegaskan menteri PDIP akan mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin hingga akhir masa jabatan pada 2024 nanti.
“Itu memang komitmen dari PDIP. Meskipun beliau sudah berubah, tapi tugas PDIP untuk bangsa dan negara tetap dikedepankan, sehingga sebagaimana kami mengawal Jokowi-Ma’ruf Amin satu kesatuan sampai menyelesaikan tugas pada akhir jabatannya,” kata Hasto di NTB.
Selain sebagai komitmen, dia menilai demokrasi harus dikawal agar berjalan dengan baik. Artinya, kata dia, rakyat tetap menjadi pemegang mandat tertinggi yang harus diikuti.
“Karena suara pemilu ada di rakyat. Rakyat itu sangat cerdas. Rakyat sudah tahu mana yang baik. Ganjar-Mahfud akan mengawal kebaikan itu. Berdiri di atas moral yang kokoh,” ucap dia.
Menurut dia, Jokowi-Ma’ruf merupakan satu kesatuan dan pihaknya akan menjaga stabilitas politik dalam pemerintahan. Sehingga, menteri-menteri PDIP akan akan tetap menjalankan tugasnya.
“PDIP tetap berjuang menjaga stabilitas politik pemerintahan. Maka menteri-menteri dari PDIP tetap menjalankan tugas bagi bangsa dan negara. Jauh dikedepankan dari sekedar manuver politik,” ucap Hasto.
Sebagai informasi, jumlah menteri dari PDIP di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma’ruf saat ini adalah Yasonna H Laoly (Menteri Hukum dan HAM), Tri Rismaharini (Menteri Sosial), Azwar Anas (Menpan RB), I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Menteri PPA), dan Menseskab Pramono Anung. Selain itu ada pula Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang baru bergabung dengan PDIP beberapa waktu lalu.
PDIP saat ini sedang ‘berseberangan’ dengan Jokowi terkait Pilpres 2024. Pada Pilpres 2024, PDIP dan koalisi partai mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Di lain pihak, putra sulung Jokowi yang juga kader PDIP, Gibran Rakabuming Raka membelot dari instruksi partai dengan memilih jadi bakal cawapres pendamping capres yang juga Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.
Hal itu membuka wacana Gibran yang berusia 36 itu bakal tak lagi menjadi kader PDIP.
Sumber: CNN Indonesia