NATUNA (HK) — Sebuah padang rumput hijau yang mempesona, gemerlap niur di tepi pantai, dan bebatuan granit yang tersebar di sepanjang garis pantai, semuanya dihiasi oleh deburan ombak kecil dan kejernihan air laut biru yang memukau. Inilah pesona yang akan memanjakan mata para pengunjung di Pantai Kasah.
Pantai yang cantik ini terletak di Desa Cemaga Tengah, Bunguran Selatan, Natuna, hanya sekitar 40 menit perjalanan dari kota Ranai.
Pengunjung dapat mencapai Pantai Kasah dengan menggunakan motor atau mobil, dan untuk menemukan lokasinya pun sangat mudah, karena gerbang menuju pantai ini berada di sisi kiri jalan. Fasilitas yang disediakan di Pantai Kasah juga sangat lengkap, termasuk toilet, kantin, mushola, dan gazebo.
Ketika tiba di pantai ini, mata akan disuguhkan oleh hamparan hijau rumput yang asri dan lambaian niur yang memikat, seakan mengajak pengunjung untuk segera menginjakkan kaki di pasirnya yang lembut.
Kendaraan dapat diparkir di sisi kiri atau kanan lapangan, dan beberapa gazebo tersedia untuk bersantai bersama keluarga atau teman. Bagi yang lebih suka duduk di tikar sendiri, pantai bagian kiri adalah pilihan yang sempurna.
Pantai Kasah tidak hanya mengundang untuk bermain di pasirnya yang lembut, tapi juga memikat dengan kejernihan air laut yang memanggil-nanggil untuk berenang.
Setelah puas bermain air, pengunjung dapat bersantai sejenak di antara bebatuan granit besar yang tersebar di pantai ini, sambil menikmati momen berharga bersama keluarga atau teman, serta mengabadikan keindahan alam dalam sebuah foto.
Pantai indah ini juga merupakan salah satu bagian dari geopark Natuna. Bebatuan granit yang menghiasi Pantai Kasah diperkirakan berumur sekitar 125 – 65 juta tahun.
Menariknya, di antara bebatuan tersebut terdapat xenolit atau batuan asing yang tertanam di dalamnya, menambah keunikan pantai ini.
Nama “Batu Kasah” sendiri memiliki latar belakang legenda dari masyarakat sekitar. Konon, pada zaman dulu ada seorang tokoh bernama Tok Nyong, yang sering singgah di sebuah batu untuk mengasah parang atau pisau miliknya sebelum pergi ke kebun.
Batu asah itulah yang menjadi asal-usul nama “Batu Kasah” yang melekat pada pantai ini, sebuah cerita yang menambah kekayaan budaya di Natuna. (r)