SEMARANG (HK) – Indonesia melakukan hubungan bilateral dengan Korea Selatan (Korsel), Selandia Baru, dan US (Amerika Serikat)-ASEAN Business Council.
Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Korsel Ahn Dukgeun, Zulhas menyebut kedua negara sepakat meningkatkan perdagangan melalui Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK- CEPA), atau perjanjian dagang antara Indonesia dan Korsel.
Zulhas menyoroti volume dagang Indonesia dan Korsel yang kalah dibandingkan Korsel-Vietnam, atau Thailand-Korsel.
Padahal, kata Zulhas, volume perdagangan Indonesia dengan Korsel harusnya lebih besar.
“Pertama kami sepakat tadi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara melalui optimalisasi Indonesia-Korea CEPA, kita sudah. Dagang kita volumenya antara Indonesia dan Korea dibanding Vietnam-Korea, kita seperempat.”
“Mestinya kan lebih besar. Indonesia-Korea dibanding Thailand-Korea, kita juga hampir seperempat,” jelas Zulhas di sela rangkaian ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55 di Semarang, Senin (21/8/2023).
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menyebut produk yang menjadi andalan untuk meningkatkan volume kedua negara.
Misalnya di bidang manufaktur, termasuk kendaraan listrik (EV). “Manufaktur, EV,” singkatnya.
Harapannya lewat optimalisasi IK-CEPA Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari Vietnam dan Thailand.
Dalam pertemuan itu, Zulhas juga meminta Korsel memperbesar volume investasinya dengan Indonesia. Apalagi tidak ada hambatan dalam hubungan Indonesia-Korsel.
“Saya juga mengucapkan terima kasih perlakuan tenaga kerja kita di Korea diberikan penghargaan tinggi. Di Korea itu tenaga kerja Indonesia paling bagus, hak-haknya, perlakuannya, dan sebagainya, saya terima kasih,” ujarnya.
Sementara itu, pertemuan bilateral dengan Selandia Baru membahas target peningkatan perdagangan menjadi US$ 4 miliar pada 2024.
Selandia Baru juga menyatakan dukungannya untuk penyelesaian protokol kedua perubahan Australia New Zealand Free Trade Agreement.
Potensi kerja sama di bidang pendidikan juga turut dibahas.
Sementara itu, pada pertemuan dengan US-ASEAN Business Councill ada ketertarikan kerja sama dalam pengembangan pakan ternak.
Selanjutnya ada juga pembahasan soal digitalisasi UMKM.
“Nah kita harapkan investasinya di sini, nggak cuma dagang. Jadi kalau makanan ternak biar tidak hanya dua kan, biar tambah lagi satu yang besar sehingga ada persaingan yang baik,” pungkasnya.
Sumber: Detikcom