JAKARTA (HK) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, anggaran subsidi energi pada tahun depan akan meningkat dari Rp 185,9 triliun menjadi Rp 189,1 triliun atau naik Rp 3,2 triliun. Hal ini berdasarkan kesepakatan panja A.
Sri Mulyani menerangkan, subsidi untuk jenis BBM tertentu (JBT) yakni solar dan minyak tanah, serta LPG 3 kg naik sebanyak Rp 3,2 triliun dari Rp 110 triliun menjadi Rp 113,3 triliun.
Lebih rinci, subsidi untuk JBT naik sebanyak Rp 100 miliar dari Rp 25,7 triliun menjadi Rp 25,8 triliun.
“Dan subsidi LPG 3 kg yaitu naik Rp 84,3 triliun ke Rp 87,5 triliun atau naik Rp 3,1 triliun,” katanya dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Sementara, subsidi listrik tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp 75,8 triliun.
“Jadi total subsidi energi naik dari Rp 185,9 triliun ke Rp 189,1 triliun naik Rp 3,2 triliun,” katanya.
Kenaikan anggaran subsidi ini memperhitungkan kenaikan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dari US$ 80 per barel menjadi US$ 82 per barel.
Kemudian, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tetap di angka Rp 15.000.
Adapun volume subsidi JBT tahun depan yakni 19,58 juta kiloliter (KL) yang terdiri dari minyak tanah 0,58 juta KL dan solar 19 juta KL. Kuota LPG 3 kg sebanyak 8,03 juta metrik ton (MT).
Sumber: DetikFinance