TANJUNGPINANG (HK) – Melalui Musrenbang tingkat provinsi yang berlangsung selama 2 hari, Rabu dan Kamis, berhasil untuk menjaring berbagai aspirasi, masukkan maupun usulan dari masyarakat.
Hal itu, seperti yang dikemukakan pelaksana tugas sekretaris Lembaga Kehutanan Perikanan Indonesia (LKPI), Provinsi Kepri, Marlis Markan, Kamis (30/3) diaula Wan Sri Beni Dompak, dengan mengusulkan “Rumah Singgah Nelayan”.
Menurutnya pengusulan rumah singgah nelayan tersebut, dianggap perlu mengingat Kepri yang notabene adalah daerah maritim (kelautan). Maka, dengan adanya rumah singgah nelayan bisa mencounter berbagai kebutuhan mereka, terutama menyoalkan bahan bakar untuk melaut.
“Dengan adanya Rumah Singgah Nelayan itu, nelayan bisa mencounter berbagai kebutuhannya, terutama menyoalkan ketersediaan bahan bakar untuk nelayan melaut, serta penjualan hasil tangkapan ikan,” kata Kepri, Marlis Markan, Kamis (30/3) siang.
Selain itu, ungkap Marlis, dengan adanya rumah singgah ini bisa membantu nelayan dalam urusan penetapan harga tangkapan ikan, sehingga nelayan tidak diperlakukan semena-mena.
“Kadang para tokeh itu mau bermain timbangan dan harga. Jadi, bila nelayan punya wadah lebih mudah mengkoordinir-nya. Baik itu mengenai ketersedian BBM dan harga ikan,” sebut Sekretaris LKPI Provinsi Kepri ini.
Lalu iapun berharap, lewat rumah singgah nelayan ini, bisa menjadi wadah nelayan seperti HKTI yang berhubungan dengan nelayan, akan dapat disatukan, serta lebih bisa menyuarakan kepentingan dari nelayan itu sendiri.
“Artinya apa, rumah singgah nelayan itu juga bisa menjadi wadah untuk mempersatukan dan membantu para nelayan dalam urusan penetapan harga tangkapan ikan, sehingga nelayan tak diperlakukan dengan semena-mena,” pungkas Marlis Markan.(Cw07)